Penulis: Adi Setiawan
Situs Sribhawono merupakan tempat temuan baru berupa guci. Secara administratif, situs ini terletak di Desa Srimenanti, Kecamatan Bandar Sribawono, Kabupaten Lampung Timur.
Gambaran umum situs Sribhawono adalah suatu daerah yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Kali Aro. Kali Aro adalah suatu sungai yang mata airnya berasal dari Danau Kemuning, yang tidak jauh dari pusat Kecamatan Bandar Sribhawono.
Lahan situs temuan berada di sisi kanan aliran kali, tepat di sisi meander. Jika ditarik jarak dari sungai ke lubang temuan kurang lebih berjarak 20 meter dari bibir sungai saat ini.
Kondisi situs berupa lahan basah yang terendam air, dengan vegetasi berupa reremputan dan tanaman eceng gondok. Bebatuan dengan ukuran sedang hingga besar juga ditemukan di sekitar situs, utamanya di bagian lereng.
Penemuan guci di situs Sribhawono ini, berawal dari aktivitas penduduk yang hendak membangun kolam ikan. Pada saat pembuatan tanggul kolam tak sengaja pekerja menemukan sebatang pohon yang telah tumbang. Lantas setelah pohon itu dipindahkan ditemukanlah 5 guci.
Saat ditemukan guci terendam air dan dalam keadaan kosong. Dari 5 guci tersebut, yang kondisinya utuh berjumlah 3 guci. Sementara 2 guci yang lain berupa fragmen dengan ukuran beragam.
Jika dilihat, guci ini merupakan peralihan dari gerabah menuju porselen. Permukaan sedikit kasar, namun sudah terdapat pola hias seperti sulur-suluran. Adapula motif naga, dengan sisik-sisik naga yang terlihat jelas. Terdapat pula aksara China (huruf kanji) yang sudah aus dan sulit terbaca.
Ketiga guci yang utuh memiliki ukuran berbeda. Dengan tinggi sekitar 30-40 cm. Pada bagian atas guci terdapat 4 lubang yang sepertinya digunakan untuk mengaitkan tali saat digunakan.
Hipotesis sementara, guci yang ditemui pada situs Sribawono ini diduga buatan Tiongkok dengan dasar adanya motif naga dan huruf kanji pada permukaan guci. Keberadaan guci dapat menyimpulkan bahwa pada masa lalu di DAS Kali Aro telah ada aktivitas masyarakat, entah itu perdagangan atau yang lain.
Budaya Tiongkok, termasuk guci memang sejak lama ditemukan di Nusantara. Sebagai mitra niaga dengan Nusantara, bangsa Tiongkok rajin berlayar ke Nusantara. Mereka mencari komoditas asli Nusantara seperti rempah-rempah. Begitupun dari Tiongkok mereka juga membawa guci ataupun perkakas lain yang dijual di Nusantara.
Temuan ini patut untuk ditelusuri lebih lanjut, agar dapat menerangkan bagaimana guci-guci Tiongkok tersebut ada di Bandar Sribhawono. Apakah dahulu juga terdapat aktivitas niaga dan pelayaran di DAS Kali Aro?
Hal ini sekaligus memberikan warna baru dalam perkembangan sejarah di Bandar Sribawono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar