Beranda

Rabu, 05 Februari 2025

Bekri: Lintasan Sejarah Perkebunan dan Kereta Api

 Bekri adalah salah satu kecamatan di bawah Kabupaten Lampung Tengah. Tinggalan kolonial Belanda nampak tersisa di Bekri. Pertama, tinggalan perkebunan sawit yang kini dikelola oleh PTPN VII dan kedua berupa tinggalan stasiun kereta api. Terdapat pula bangunan rumah bergaya indis di sini.

Oleh: Adi Setiawan


                                                                               Onderneming Bekri

(Sumber: N.V. Internationale Crediet en Handels-Vereeniging Rotterdam, 1938) 

Berbicara mengenai sejarah Lampung, nyatanya memiliki berbagai macam ruang sejarah. Terdapat sejarah ekonomi dan transportasi yang menarik untuk ditelisik. Era kolonial di Lampung, pemerintah Belanda banyak membuka perusahaan perkebunan atau onderneming. Onderneming-onderneming itu diantaranya adalah Onderneming Pesawaran, Onderneming Wai Awi, Onderneming Wai Berulu, Onderneming Horong, Onderneming Wai Lima, Onderneming Kedondong, Onderneming Wai Semah, Onderneming Wai Halim, Onderneming Wai Ratai, Onderneming Wai Sekampung, Onderneming Wai Tuba dan Onderneming Bekri. Onderneming di Lampung ini memiliki komoditas utama yang dibudidayakan adalah kelapa sawit, karet dan kopi.

Sisi lain yang membuat menarik dari sejarah Lampung adalah keberadaan jaringan kereta api yang menghubungkan Lampung dengan Palembang. Moda transportasi kereta api menjadi pilihan, selain mobil dalam pengangkutan manusia maupun barang. Sejak era kolonial, daerah Lampung telah dibangun belasan stasiun kereta api.

Satu daerah yang memiliki kaitan dengan perkembangan perkebunan dan moda transportasi kereta api itu adalah Bekri. Hingga saat ini keberadaan perkebunan sawit dan stasiun kereta api di Bekri masih eksis. Bahkan letak antara perkebunan sawit Bekri dan Stasiun Bekri ini saling berdekatan, ini membuat nuansa kesejarahan di Bekri semakin terasa. Selain Stasiun Bekri, terdapat pula satu stasiun lagi yakni Stasiun Rengas yang berada di Kampung Bangunsari.

Secara administratif, Bekri adalah daerah yang berbentuk kecamatan di bawah Kabupaten Lampung Tengah saat ini. Kecamatan Bekri terdiri dari 8 kampung, yaitu Kesumadadi, Sinar Banten, Goras Jaya, Kesuma Jaya, Rengas, Bangun Sari, Binjai Agung, dan Kedatuan. Dari kedelapan kampung tersebut Kampung Kesumadadi merupakan pusat kegiatan pemerintahan yang ada di kecamatan Bekri.


                                                                                     Peta Kecamatan Bekri

(Sumber: BPS Lampung Tengah, 2024) 

Pada literatur tinggalan kolonial, nama Bekri lazim ditemui. Terutama menyangkut perkebunan dan stasiun kereta api. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas ekonomi dan kemasyarakatan di Bekri berkembang di era kolonial. Bekri menjadi salah satu urat ekonomi di Lampung kala itu.

Onderneming Bekri

Onderneming Bekri berdiri pada tahun 1919, dan memiliki luas wilayah lebih dari 4.200 hektar, termasuk tanah yang belum dikelola yang luasnya 2.240 hektar. Onderneming Bekri dikelola oleh NV Landbouw Maatschappij Bekri, yang didirikan di Den Haag. Onderneming Bekri memfokuskan pada kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit. Pada tahun 1919, penaman sawit dilakukan, rencananya dalam dua tahun penanaman sawit dapat selesai dilakukan. Pola tanam yang berbeda digunakan di Onderneming Bekri, yakni di antara barisan pohon kelapa sawit akan ada barisan kopi sebagai penanaman selingan (Nederlandsch-Indisch Rubbertijdschrift, 1 November 1919).

Detail penanaman sawit di Onderneming Bekri dijelaskan pada De Oliepalm: Historisch Onderzoek Over Den Oliepalm In Nederlandsch-Indië (1924), penanaman sawit pada tahun 1919-1920 seluas 97 hektar, kemudian pada tahun 1920-1921 seluas 225,3 hektar dan tahun 1921-1922 seluas 387,7 hektar. Pada tahun 1923. Onderneming Bekri memproduksi sejumlah 10.888 kg minyak sawit dan 3.629 kg inti sawit. 

Pada tahun 1932, produksi minyak sawit dari Onderneming Bekri sejumlah 1.530.000 kg. Dan menjadi satu-satunya onderneming yang memberikan sumbangan terbesar bagi produksi sawit di Lampung (Notulen van De Conferentie Met De Hoofden van Gewestelijk Best, 1932).

Kemudian produksi buah sawit dari Onderneming Bekri pada tahun 1937 mencapai 3.801.500 kg, atau sekitar 1800 kg per hektar. Bahkan pengelola kemudian memperluas lahan perkebunan seluas 150 hektar pada tahun 1938 (De Indische Courant, 28 September 1938).


                                         Kunjungan Gub. Jenderal Van Starkenborgh di Onderneming Bekri

(Sumber: Soerabaijasch Handelsblad, 6 Oktober 1938)

Onderneming yang pernah dikunjungi oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Van Starkenborgh ini memiliki sistem angkut buah sawit ke pabrik pengolahan dengan menggunakan kerata api. Pengolahan buah sawit di Onderneming Bekri sebagaimana dijelaskan oleh Soerabaijasch Handelsblad (28 September 1938), melewati serangkaian tahapan yang dimulai dengan mengukus buah sawit dan perendaman. Tahap berikutnya adalah melepaskan buah sawit dari tandannya. Kemudian buah dipisahkan dari bahan berserat dan sampah. Setelah buah memasuki mesin pemecah, di mana biji melewati pipa berputar, dari sana biji terlempar dengan kuat ke dinding bagian dalam silinder mesin pemecah. Setelah daging buah sawit terpisah dari cangkangnya, barulah dilanjutkan dengan pengolahan minyak sebenarnya dari buah sawit.


                                                         Pengangkutan Sawit di Onderneming Bekri

(Sumber: N.V. Internationale Crediet en Handels-Vereeniging Rotterdam, 1938) 

Hasil pengolahan minyak sawit dari Onderneming Bekri ini kemudian dikirim ke Oosthaven atau Pelabuhan Panjang. Di pelabuhan ini minyak ditampung dalam tangki-tangki sebelum dikirim ke Eropa menggunakan kapal. Instalasi tangki milik Onderneming Bekri di Oosthaven memiliki kapasitas penyimpanan 1.100 ton minyak sawit.


                                               Perkebunan Sawit dan Pengolahannya di Onderneming Bekri

(Sumber: N.V. Internationale Crediet en Handels-Vereeniging Rotterdam, 1938)

 

Di Onderneming Bekri seorang pekerja di bidang ekstraksi minyak sawit diberikan gaji awal sekitar 350 gulden. Setelah berhasil melewati masa percobaan selama tiga bulan gajinya ditingkatkan menjadi 400 gulden (Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, 5 Mei 1927).


                                       Stasiun Pompa Minyak Sawit Milik Onderneming Bekri di Oosthaven

(Sumber: Wereldmuseum) 

Onderneming Bekri yang menjadi roda ekonomi, telah menjadi ruang berkumpulnya para pekerja kelapa sawit. Oleh karena itu, muncul desakan agar pemerintah membuat kebijakan mendirikan sekolah di Bekri. Hal ini sebagai cara agar anak-anak yang tinggal di Onderneming Bekri dapat mendapat layanan pendidikan. Jumlah anak di Bekri yang memenuhi syarat usia sekolah sekitar 22 anak. Hal itu sesungguhnya telah melebihi syarat yang dibuat pemerintah yang mempersyaratkan minimal murid berjumlah 15 agar sekolah dapat didirikan.

Dalam pemberitaan yang dilakukan oleh Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië (2 Oktober 1939), pemerintah tidak langsung menunjukan kepastian mengenai pembukaan sekolah di Bekri. Adapun respon pemerintah adalah akan melakukan survei terlebih dahulu guna melihat kondisi yang sebenarnya di Bekri dan sekitarnya akan kebutuhan sekolah. Barulah setelah melihat hasil survei kemudian sekolah didirikan di Onderneming Bekri.


                                                                                Sekolah di Onderneming Bekri

(Sumber: N.V. Internationale Crediet en Handels-Vereeniging Rotterdam, 1938) 

Pada laporan yang diterbitkan oleh N.V. Internationale Crediet en Handels-Vereeniging Rotterdam tahun 1938, terdapat potret aktivitas sekolah di Onderneming Bekri. Nampak seorang guru yang mengajarkan ilmu matematika kepada sekumpulan murid. Sekolah ini nampak dibangun dari dinding kayu, berlantai tanah dan terdapat beberapa meja dan sebuah papan tulis.

Saat ini, selain tinggalan pabrik pengolahan minyak sawit yang masih dijumpai, juga terdapat tinggalan rumah-rumah bergaya arsitektur indis yang dapat mudah ditemukan di sekitar area pabrik pengolah sawit Bekri. Dengan ciri yang khas berupa pintu dan jendela yang besar, tembok yang dilapisi batu alam memberikan pertanda mengenai lintasan sejarah tempo dulu di Bekri.

Stasiun Bekri

Stasiun Bekri merupakan salah satu stasiun aktif yang beroperasi di wilayah Divisi Regional (Divre) 4 Tanjungkarang yang menghubungkan Tanjungkarang-Palembang. Letak Stasiun Bekri diantara Stasiun Rengas dan Stasiun Haji Pemanggilan.

De Indische Courant (28 September 1938) memberitakan bahwa Stasiun Bekri yang menjadi jalur kereta api tujuan Palembang berada tepat di perbatasan antara areal perkebunan perusahaan Bekri. Kereta ekspres ke Palembang melintas setiap hari melalui stasiun ini.

Letak Stasiun Bekri dengan pabrik pengolahan sawit serta rumah pegawai perkebunan saling berhadapan. Hal ini memberikan gambaran bahwa keberadaan Stasiun Bekri di masa lampau erat kaitannya dalam proses pengangkutan minyak sawit menuju Oosthaven.

Pada Voorwaarden van Vervoer en Tarieven, Zuid Sumatra Staatsspoorwege (1 Januari 1931) dijelaskan bahwa terdapat tarif yang mesti dibayarkan penumpang dengan tujuan daerah-daerah di Sumatera bagian selatan. Sebagai contoh tarif kereta api dari Stasiun Bekri menuju Kertapati sebesar 347 gulden. Kemudian tarif jarak pendek yang menghubungkan Stasiun Bekri dengan Stasiun Rejosari dan Stasiun Natar masing-masing sejumlah 26 dan 29 gulden. Sementara itu dalam Dienstregeling van Den Loop Der Treinen tahun 1930 dijelaskan keberangkatan kereta api dari Stasiun Bekri pada pukul 08.30, 11.29 dan 14.19.

Melansir dari stasiun.kereta.id saat ini Stasiun  Bekri memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus dan jalur 3 yang merupakan sepur belok panjang (long siding) untuk memuat rangkaian kereta api.

Stasiun Rengas

Selain keberadaan Stasiun Bekri, terdapat pula tinggalan stasiun lain yang bernama Stasiun Rengas. Stasiun ini tergolong sebagai setasiun kecil, yang terletak antara Kabupaten Lampung Tengah dengan Kabupaten Pesawaran.


                                                                             Jaringan Rel Kereta Api di Lampung

(Sumber: PT Kereta Api Indonesia, 2019)

Bataviaasch Nieuwsblad (23 Februari 1927) memberitakan perjalanan dengan kereta api dari Teluk Betung ke Palembang. Diberitakan bahwa antara Tegineneng dan Bekri melewati stasiun darurat, yang terdiri dari gerbong barang bekas, yang rangkanya telah dilepas. Ini adalah Stasiun Rengas.

Referensi:

Bataviaasch Nieuwsblad 23 Februari 1927

BPS Lampung Tengah, 2024

De Indische Courant, 28 September 1938

De Oliepalm: Historisch Onderzoek Over Den Oliepalm In Nederlandsch-Indië, 1924

Dienstregeling van Den Loop Der Treinen, 1930

Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, 2 Oktober 1939

N.V. Internationale Crediet en Handels-Vereeniging Rotterdam, 1938

Nederlandsch-Indisch Rubbertijdschrift, 1 November 1919

Notulen van De Conferentie Met De Hoofden van Gewestelijk Best, 1932

stasiun.kereta.id,

Soerabaijasch Handelsblad 28 September 1938

Voorwaarden van Vervoer en Tarieven, Zuid Sumatra Staatsspoorwege, 1 Januari 1931

Tidak ada komentar:

Posting Komentar