Bekri adalah salah satu kecamatan di bawah Kabupaten Lampung Tengah. Tinggalan kolonial Belanda nampak tersisa di Bekri. Pertama, tinggalan perkebunan sawit yang kini dikelola oleh PTPN VII dan kedua berupa tinggalan stasiun kereta api. Terdapat pula bangunan rumah bergaya indis di sini.
Oleh: Adi Setiawan
Onderneming Bekri
(Sumber: N.V. Internationale Crediet en Handels-Vereeniging Rotterdam, 1938)
Berbicara
mengenai sejarah Lampung, nyatanya memiliki berbagai macam ruang sejarah.
Terdapat sejarah ekonomi dan transportasi yang menarik untuk ditelisik. Era
kolonial di Lampung, pemerintah Belanda banyak membuka perusahaan perkebunan
atau onderneming. Onderneming-onderneming itu diantaranya adalah Onderneming
Pesawaran, Onderneming Wai Awi, Onderneming Wai Berulu, Onderneming Horong, Onderneming
Wai Lima, Onderneming Kedondong, Onderneming Wai Semah, Onderneming Wai Halim, Onderneming
Wai Ratai, Onderneming Wai Sekampung, Onderneming Wai Tuba dan Onderneming
Bekri. Onderneming di Lampung ini memiliki komoditas utama yang dibudidayakan
adalah kelapa sawit, karet dan kopi.
Sisi
lain yang membuat menarik dari sejarah Lampung adalah keberadaan jaringan kereta
api yang menghubungkan Lampung dengan Palembang. Moda transportasi kereta api
menjadi pilihan, selain mobil dalam pengangkutan manusia maupun barang. Sejak
era kolonial, daerah Lampung telah dibangun belasan stasiun kereta api.
Satu
daerah yang memiliki kaitan dengan perkembangan perkebunan dan moda
transportasi kereta api itu adalah Bekri. Hingga saat ini keberadaan perkebunan
sawit dan stasiun kereta api di Bekri masih eksis. Bahkan letak antara
perkebunan sawit Bekri dan Stasiun Bekri ini saling berdekatan, ini membuat
nuansa kesejarahan di Bekri semakin terasa. Selain Stasiun Bekri, terdapat pula
satu stasiun lagi yakni Stasiun Rengas yang berada di Kampung Bangunsari.
Secara
administratif, Bekri adalah daerah yang berbentuk kecamatan di bawah Kabupaten
Lampung Tengah saat ini. Kecamatan Bekri terdiri dari 8 kampung, yaitu
Kesumadadi, Sinar Banten, Goras Jaya, Kesuma Jaya, Rengas, Bangun Sari, Binjai Agung,
dan Kedatuan. Dari kedelapan kampung tersebut Kampung Kesumadadi merupakan
pusat kegiatan pemerintahan yang ada di kecamatan Bekri.
Peta Kecamatan Bekri
(Sumber: BPS Lampung Tengah, 2024)
Pada
literatur tinggalan kolonial, nama Bekri lazim ditemui. Terutama menyangkut
perkebunan dan stasiun kereta api. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas ekonomi
dan kemasyarakatan di Bekri berkembang di era kolonial. Bekri menjadi salah
satu urat ekonomi di Lampung kala itu.
Onderneming
Bekri
Onderneming
Bekri berdiri pada tahun 1919, dan memiliki luas wilayah lebih dari 4.200
hektar, termasuk tanah yang belum dikelola yang luasnya 2.240 hektar. Onderneming
Bekri dikelola oleh NV Landbouw Maatschappij Bekri, yang didirikan di Den Haag.
Onderneming Bekri memfokuskan pada kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit. Pada
tahun 1919, penaman sawit dilakukan, rencananya dalam dua tahun penanaman sawit
dapat selesai dilakukan. Pola tanam yang berbeda digunakan di Onderneming Bekri,
yakni di antara barisan pohon kelapa sawit akan ada barisan kopi sebagai
penanaman selingan (Nederlandsch-Indisch Rubbertijdschrift, 1 November
1919).
Detail penanaman sawit di Onderneming Bekri dijelaskan pada De Oliepalm: Historisch Onderzoek Over Den Oliepalm In Nederlandsch-Indië (1924), penanaman sawit pada tahun 1919-1920 seluas 97 hektar, kemudian pada tahun 1920-1921 seluas 225,3 hektar dan tahun 1921-1922 seluas 387,7 hektar. Pada tahun 1923. Onderneming Bekri memproduksi sejumlah 10.888 kg minyak sawit dan 3.629 kg inti sawit.
Pada
tahun 1932, produksi minyak sawit dari Onderneming Bekri sejumlah 1.530.000 kg.
Dan menjadi satu-satunya onderneming yang memberikan sumbangan terbesar bagi
produksi sawit di Lampung (Notulen van De Conferentie Met De Hoofden van
Gewestelijk Best, 1932).
Kemudian
produksi buah sawit dari Onderneming Bekri pada tahun 1937 mencapai 3.801.500
kg, atau sekitar 1800 kg per hektar. Bahkan pengelola kemudian memperluas lahan
perkebunan seluas 150 hektar pada tahun 1938 (De Indische Courant, 28
September 1938).
Kunjungan Gub. Jenderal Van Starkenborgh di Onderneming Bekri
(Sumber:
Soerabaijasch Handelsblad, 6 Oktober 1938)
Onderneming
yang pernah dikunjungi oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Van Starkenborgh
ini memiliki sistem angkut buah sawit ke pabrik pengolahan dengan menggunakan
kerata api. Pengolahan buah sawit di Onderneming Bekri sebagaimana dijelaskan
oleh Soerabaijasch Handelsblad (28 September 1938), melewati serangkaian
tahapan yang dimulai dengan mengukus buah sawit dan perendaman. Tahap
berikutnya adalah melepaskan buah sawit dari tandannya. Kemudian buah
dipisahkan dari bahan berserat dan sampah. Setelah buah memasuki mesin pemecah,
di mana biji melewati pipa berputar, dari sana biji terlempar dengan kuat ke
dinding bagian dalam silinder mesin pemecah. Setelah daging buah sawit terpisah
dari cangkangnya, barulah dilanjutkan dengan pengolahan minyak sebenarnya dari buah
sawit.
Pengangkutan Sawit di Onderneming Bekri
(Sumber: N.V. Internationale Crediet en Handels-Vereeniging Rotterdam, 1938)
Hasil
pengolahan minyak sawit dari Onderneming Bekri ini kemudian dikirim ke Oosthaven
atau Pelabuhan Panjang. Di pelabuhan ini minyak ditampung dalam tangki-tangki sebelum
dikirim ke Eropa menggunakan kapal. Instalasi tangki milik Onderneming Bekri di
Oosthaven memiliki kapasitas penyimpanan 1.100 ton minyak sawit.
Perkebunan Sawit dan Pengolahannya di Onderneming Bekri
(Sumber:
N.V. Internationale Crediet en Handels-Vereeniging Rotterdam, 1938)
Di
Onderneming Bekri seorang pekerja di bidang ekstraksi minyak sawit diberikan gaji
awal sekitar 350 gulden. Setelah berhasil melewati masa percobaan selama tiga
bulan gajinya ditingkatkan menjadi 400 gulden (Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië,
5 Mei 1927).
Stasiun Pompa Minyak Sawit Milik Onderneming Bekri di Oosthaven
(Sumber: Wereldmuseum)
Onderneming
Bekri yang menjadi roda ekonomi, telah menjadi ruang berkumpulnya para pekerja kelapa
sawit. Oleh karena itu, muncul desakan agar pemerintah membuat kebijakan
mendirikan sekolah di Bekri. Hal ini sebagai cara agar anak-anak yang tinggal
di Onderneming Bekri dapat mendapat layanan pendidikan. Jumlah anak di Bekri
yang memenuhi syarat usia sekolah sekitar 22 anak. Hal itu sesungguhnya telah melebihi
syarat yang dibuat pemerintah yang mempersyaratkan minimal murid berjumlah 15
agar sekolah dapat didirikan.
Dalam
pemberitaan yang dilakukan oleh Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië
(2 Oktober 1939), pemerintah tidak langsung menunjukan kepastian mengenai
pembukaan sekolah di Bekri. Adapun respon pemerintah adalah akan melakukan
survei terlebih dahulu guna melihat kondisi yang sebenarnya di Bekri dan
sekitarnya akan kebutuhan sekolah. Barulah setelah melihat hasil survei
kemudian sekolah didirikan di Onderneming Bekri.
Sekolah di Onderneming Bekri
(Sumber:
N.V. Internationale Crediet en Handels-Vereeniging Rotterdam, 1938)
Pada
laporan yang diterbitkan oleh N.V. Internationale Crediet en
Handels-Vereeniging Rotterdam tahun 1938, terdapat potret aktivitas sekolah
di Onderneming Bekri. Nampak seorang guru yang mengajarkan ilmu matematika
kepada sekumpulan murid. Sekolah ini nampak dibangun dari dinding kayu,
berlantai tanah dan terdapat beberapa meja dan sebuah papan tulis.
Saat
ini, selain tinggalan pabrik pengolahan minyak sawit yang masih dijumpai, juga
terdapat tinggalan rumah-rumah bergaya arsitektur indis yang dapat mudah
ditemukan di sekitar area pabrik pengolah sawit Bekri. Dengan ciri yang khas
berupa pintu dan jendela yang besar, tembok yang dilapisi batu alam memberikan
pertanda mengenai lintasan sejarah tempo dulu di Bekri.
Stasiun
Bekri
Stasiun
Bekri merupakan salah satu stasiun aktif yang beroperasi di wilayah Divisi
Regional (Divre) 4 Tanjungkarang yang menghubungkan Tanjungkarang-Palembang.
Letak Stasiun Bekri diantara Stasiun Rengas dan Stasiun Haji Pemanggilan.
De
Indische Courant (28 September 1938) memberitakan bahwa Stasiun Bekri yang
menjadi jalur kereta api tujuan Palembang berada tepat di perbatasan antara
areal perkebunan perusahaan Bekri. Kereta ekspres ke Palembang melintas setiap
hari melalui stasiun ini.
Letak
Stasiun Bekri dengan pabrik pengolahan sawit serta rumah pegawai perkebunan saling
berhadapan. Hal ini memberikan gambaran bahwa keberadaan Stasiun Bekri di masa
lampau erat kaitannya dalam proses pengangkutan minyak sawit menuju Oosthaven.
Pada
Voorwaarden van Vervoer en Tarieven, Zuid Sumatra Staatsspoorwege (1
Januari 1931) dijelaskan bahwa terdapat tarif yang mesti dibayarkan penumpang
dengan tujuan daerah-daerah di Sumatera bagian selatan. Sebagai contoh tarif
kereta api dari Stasiun Bekri menuju Kertapati sebesar 347 gulden. Kemudian
tarif jarak pendek yang menghubungkan Stasiun Bekri dengan Stasiun Rejosari dan
Stasiun Natar masing-masing sejumlah 26 dan 29 gulden. Sementara itu dalam Dienstregeling
van Den Loop Der Treinen tahun 1930 dijelaskan keberangkatan kereta api
dari Stasiun Bekri pada pukul 08.30, 11.29 dan 14.19.
Melansir dari stasiun.kereta.id saat ini Stasiun Bekri memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus dan jalur 3 yang merupakan sepur belok panjang (long siding) untuk memuat rangkaian kereta api.
Stasiun
Rengas
Selain
keberadaan Stasiun Bekri, terdapat pula tinggalan stasiun lain yang bernama
Stasiun Rengas. Stasiun ini tergolong sebagai setasiun kecil, yang terletak
antara Kabupaten Lampung Tengah dengan Kabupaten Pesawaran.
Jaringan Rel Kereta Api di Lampung
(Sumber:
PT Kereta Api Indonesia, 2019)
Bataviaasch
Nieuwsblad (23 Februari 1927) memberitakan perjalanan
dengan kereta api dari Teluk Betung ke Palembang. Diberitakan bahwa antara
Tegineneng dan Bekri melewati stasiun darurat, yang terdiri dari gerbong barang
bekas, yang rangkanya telah dilepas. Ini adalah Stasiun Rengas.
Referensi:
Bataviaasch
Nieuwsblad 23
Februari 1927
BPS
Lampung Tengah, 2024
De
Indische Courant,
28 September 1938
De
Oliepalm:
Historisch Onderzoek Over Den Oliepalm In Nederlandsch-Indië, 1924
Dienstregeling
van Den Loop Der Treinen, 1930
Het
Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, 2 Oktober 1939
N.V.
Internationale Crediet en Handels-Vereeniging Rotterdam, 1938
Nederlandsch-Indisch
Rubbertijdschrift, 1
November 1919
Notulen van De Conferentie
Met De Hoofden van Gewestelijk Best, 1932
stasiun.kereta.id,
Soerabaijasch
Handelsblad
28 September 1938
Voorwaarden
van Vervoer en Tarieven, Zuid Sumatra Staatsspoorwege, 1 Januari 1931
Tidak ada komentar:
Posting Komentar