Senin, 11 Januari 2021

Organisasi Global Dan Regional GNB, ASEAN & OKI

 

Adi Setiawan

Organisasi Global Dan Regional

GNB, ASEAN & OKI

 Sejarah OKI: Awalnya Masjid Al Aqsa Dibakar Kristen dan Yahudi -  Hidayatullah.com

Di bumi terdapat ratusan negara dengan bermiliar jumlah pendudunya. Jumlah penduduk yang besar itu tentunya menjadi sebuah hal yang perlu diperhatikan baik dari sisi kebutuhan pokok, kesehatan, keamanan dan lain sebagainya. Seringkali dinamika pergerakan manusia membuat lahirnya ketegangan maupun kekisruhan. Maka untuk menyelaraskan kehidupan masyarakat, bangsa-bangsa di dunia ini melakukan kerjasama baik yang bersifat bilateral maupun multilateral.

Bentuk kerjasama yang dilakukan negara-negara di dunia inipun beragam ada yang berbentuk kerjasama ekonomi, politik, kemanan-pertahanan dan sosial budaya. Sedangkan dalam cakupan wilayah ada dua macam bentuk organisasi kerjasama yakni organisasi global yang anggotanya mencakup sebagain besar negara-negara di bumi ini/lintas benua. Adapula organisasi regional, dimana anggotanya terbatas pada satu kawasan saja.

Pokok pembahasan kali ini adalah oragnisasi:

1.      Gerakan Non Blok (GNB)

2.      ASEAN

3.      Organisasi erjasama Islam (OKI)

Ketiga organisasi tersebut memiliki andil besar dalam berbagai bidang. Indonesia sebagai negara yang mengusung politik bebas aktif berusaha menjalin kerjasama dan ikut ambil bagian dalam berbagai organisasi yang dirasa baik dan menguntungkan, termasuk tiga organisasi di atas.

A. Gerakan Non Blok (GNB)

Terbentuknya GNB saat di sela-sela puing kehancuran akibat Perang Dunia II, muncullah dua negara adidaya yang saling berhadapan. Mereka berebut pengaruh terhadap negaranegara yang sedang berkembang agar menjadi sekutunya. Dua negara adidaya itu ialah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Persaingan kekuatan di antara dua blok itu mengakibatkan terjadinya Perang Dingin (The Cold War). Mereka saling berhadapan, bersaing, dan saling memperkuat sistem persenjataan. Setiap kelompok telah mengarahkan kekuatan bomnya ke negara lawan. Akibatnya, situasi dunia tercekam oleh ketakutan akan meletusnya Perang Dunia III atau Perang Nuklir yang jauh lebih mengerikan dibandingkan Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Menghadapi situasi dunia yang penuh konflik tersebut, Indonesia menentukan sistem politik luar negeri bebas aktif. Prinsip kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia tersebut ternyata juga sesuai dengan sikap negara-negara sedang berkembang lainnya. Oleh karena itu, mereka sepakat untuk membentuk suatu kelompok baru yang netral, tidak memihak Blok Barat ataupun Blok Timur.

Faktor-Faktor Berdirinya GNB:

1.  Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh didunia.

2.  Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara berkembang,sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.

3.   Ditandatanganinya “Dokumaen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), bertujuan mempersatukan negara-negara non blok.

4.   Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan militer di Kuba secara besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.

 Negara Pemrakarsa GNB:

1.    Indonesia (Presiden Soekarno),

2.    Republik Persatuan Arab–Mesir (Presiden Gamal Abdul Nasser),

3.    India (Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru),

4.    Yugoslavia (Presiden Joseph Broz Tito), dan

5.    Ghana (Presiden Kwame Nkrumah).

Tujuan Terbentuknya GNB

a.    Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota dengan membantu perjuangan negara-negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemerdekaan, dan kemakmuran,

b.    Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam perang dingin,

c.    Membendung pengaruh negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke negara negara anggota Gerakan Non-Blok.

 

Peranan Indonesia dalam GNB

a.    Sebagai negara pemrakarsa GNB,

b.    Menjadi pemimpin GNB tahun 1992-1995,

c.    Menyelesaikan masalah ekonomi internasional.

 B. ASEAN

ASEAN (Association of South East Asia Nations) adalah sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara. Organisasi ini terbentuk pada tahun 8 Agustus 1967 dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok.

Isi Deklarasi Bangkok itu adalah sebagai berikut:

  1. mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara;
  2. meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional;
  3. meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi;
  4. memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada;
  5. meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.

 Faktor-Faktor Berdirinya ASEAN:

1) Persamaan Letak Geografis

Salah satu hal yang mendasari terbentuknya ASEAN adalah karena negara-negara tersebut memiliki kesamaan dalam hal geografis. Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya berada dikawasan Asia Tenggara, selain itu negara-negara tersebut juga terletak diantara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

2) Persamaan Budaya.

Selain memiliki kesamaan dalam sisi geografis, negara-negara ASEAN juga mempunya kesamaan dalam nilai-nilai dasar kebudayaan. Sejarah mencatat bahwa negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara memiliki budaya, bahasa, serta tata kehidupan dan pergaulan yang hampir sama karena merupakan para pewaris peradaban sebelumnya yang disebut dengan rumpun Melayu Austronesia.

3) Persamaan Nasib.

Selain Thailand, negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara merupakan negara-negara jajahan, misalnya Indonesia merupakan negara jajahan Belanda, Malaysia dan Singapura merupakan negara jajahan Inggris, dan juga Filipina yang merupakan negara jajahan Spanyol. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar terciptanya organisasi internasional ASEAN dikarenakan rasa kesetiakawanan dan perasaan senasib sepenanggungan antara negara-negara tersebut.

4) Persamaan Kepentingan.

Hal yang tidak kalah pentingnya dari sebab-sebab yang membuat terbentuknya organisasi dikawasan Asia Tenggara ini adalah kerena adanya persamaan kepentingan antara negara-negara tersebut. Negara-negara dikawasan Asia Tenggara ini memiliki kebulatan tekad dan tujuan untuk sama-sama berkontribusi dalam hal pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, perkembangan budaya, serta hal-hal yang erat kaitannya dengan keamanan dan stabilitas politik dikawasan.

Negara Pemrakarsa ASEAN:

1.    Menteri Luar Negeri Indonesia (Adam Malik),

2.    Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan dan Menteri Pembangunan Nasional Malaysia (Tun Abdul Razak),

3.    Menteri Luar Negeri Filipina (Narciso Ramos),

4.    Menteri Luar Negeri Singapura   (S. Rajaratnam), dan

5.  Menteri Luar Negeri Thailand (Thanat Khoman)

Searah dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai tersebut, lima negara di luar negara pemrakarsa berkeinginan menggabungkan diri dalam organisasi ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Brunei Darussalam resmi menjadi anggota ke-6 ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 dalam Sidang Khusus para Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting/ AMM) di Jakarta, Indonesia.
  2. Vietnam resmi menjadi anggota ke-7 ASEAN pada pertemuan para Menteri Luar NegerASEAN ke-28 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, 29-30 Juli 1995
  3. Laos dan Myanmar resmi menjadi anggota ke-8 dan ke-9 ASEAN pada pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN ke-30 di Subang Jaya, Malaysia, 23-28 Juli 1997.
  4. Kamboja resmi menjadi anggota ke-10 ASEAN dalam Upacara Khusus Penerimaan pada tanggal 30 April 1999 di Hanoi.

Berkenaan dengan keanggotaan ASEAN, Timor Leste yang secara geografis terletak di wilayah Asia Tenggara secara resmi telah mendaftarkan diri sebagai anggota ASEAN pada tahun 2011. Ihwal keanggotaan Timor Leste tersebut masih dalam pembahasan kesepuluh negara anggota ASEAN.

Peran Indonesia dalam Organisasi ASEAN

1) Salah satu negara pendiri ASEAN.

Indonesia merupakan salah satu dari lima negara yang menjadi pelopor berdirinya organisasi ASEAN. Saat itu Indonesia diwakili oleh Adam Malik yang merupakan Menteri Luar Negeri Indonesia . Beliau merupakan salah satu pendiri Organisasi ASEAN . Peran itu sangat sentral dan hingga sampai saat ini Indonesia diakui sebagai negara yang berpengaruh dalam pembentukan organisasi ASEAN.

2) Memberikan gagasan dalam pembentukan komunitas keamanan ASEAN

Peranan penting yang pernah dilakukan Indonesia adalah dengan memberikan ide, gagasan, atau pikiran dalam hal pembentukan komunitas keamanan ASEAN yang saat itu dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia yaitu Hasan Wirajuda. Gagasan tersebut sangat penting dalam hal mengenai terorisme, kejahatan transnasional, perampokan separatisme, dsb.

3) Memberi gagasan dalam menghormati dan melindungi HAM.

HAM sudah menjadi rahasia umum yang sering diperbincngkan diberbagai negara, tidak hanya di Indonesia melainkan juga di negara – negara lainnya yaitu di negara – negara yang ada di kawasan Asia Tenggara. Indonesia mengajak negara – negara ASEAN lainnya untuk selalu menjunjung tinggi HAM dengan mentaati norma – norma dan aturan – aturan yang ada di negaranya.

4) Khazanah budaya Indonesia adalah bagian dari kebudyaan ASEAN.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, dan itu tersebar diseluruh pelosok tanah air mulai dari Sabang sampai Merauke. Seluruh budaya yang ada di Indonesia ini tentunya memperkaya khazanah budaya yang ada di ASEAN. Selain itu, Indonesia juga turut berperan dalam hal mendukung adanya pertukaran budaya dengan cara pementasan budaya – budaya ASEAN.

C. Organisasi Kerjasama Islam (OKI)

OKI merupakan sebuah organisasi yang didalamnya berisi negara-negara Islam dan negara-negara yang mayorits penduduknya beragama Islam. OKI adalah sebuah organisasi internasional non militer yang didirikan di Maroko pada 25 September 1969.

 Faktor-Faktor Berdirinya OKI:

Salah satu pemicunya, pembakaran Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969 oleh zionis Israel. Para pemimpin dari 24 negara Islam pun mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 25 September 1969. Negara-negara itu menyepakati Deklarasi Rabat. Deklarasi itu berbunyi: "Pemerintahan muslim akan berupaya mempromosikan di antara mereka, kerja sama yang erat, dan tolong menolong dalam hal ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya, keyakinan, berdasarkan ajaran Islam yang abadi."

 Tujuan Terbentuknya OKI

Tujuan dibentuknya OKI Kemudian pada 1970, para menteri luar negeri berkumpul di Jeddah. Pertemuan yang kelak menjadi Konferensi Tingkat Menteri (KTM) OKI itu menetapkan Jeddah sebagai markas OKI. Baca juga: Mengapa Indonesia Keluar dari PBB pada 1965? Piagam OKI baru diadopsi pada KTM OKI ketiga pada 1972. Piagam itu memuat tujuan dan prinsip OKI. Tujuan OKI dibentuk antara lain: Meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota Mengoordinasikan kerja sama antarnegara anggota Mendukung perdamaian dan keamanan internasional Melindungi tempat-tempat suci Islam Membantu perjuangan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Anggota OKI Di awal terbentuknya, OKI hanya beranggotakan 30 negara. Selama 40 tahun berdiri, jumlah anggotanya terus bertambah. OKI saat ini beranggotakan 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas muslim di kawasan Asia dan Afrika.

Peran Indonesia dalam OKI

Indonesia juga berperan dalam organisasi OKI. Beberapa peran aktif Indonesia dalam organisasi OKI adalah ketika pada tahun 1993, Indonesia menerima mandat sebagai ketua Committee of  Six, yang bertugas memfasilitasi perundingan damai antara Moro National Liberal Front ( MNLF ) dengan pemerintah Filipina. Kemudian pada tahun 1996, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri ( KTM ) OKI ke – 24 di Jakarta.

Selain itu, Indonesia memberikan konstribusi untuk mereformasi OKI sebagai wadah untuk menjawab tantangan umat Islam memasuki abad ke – 21. Pada penyelenggaraan KTT OKI ke -14 di Dakar Senegal, Indonesia mendukung pelaksanaan OIC’ Ten – Year Plan of Action. Dengan mengadopsi piagam ini, Indonesia memiliki ruang untuk lebih berperan dalam memastikan implementasi reformasi OKI tersebut. Indoneia berkomitmen dalam menjamin kebebasan, toleransi, dan harmonisasi serta memberi bukti nyata akan keselarasan Islam, demokrasi dan modernisasi.

 

Referensi:

https://greatedu.co.id/greatpedia/mengenal-organisasi-ekonomi-regional-dan-global

https://kemlu.go.id/portal/id/read/980/halaman_list_lainnya/sejarah-dan-latar-pembentukan-asean

https://kemlu.go.id/portal/id/read/129/halaman_list_lainnya/organisasi-kerja-sama-islam-oki

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/17/200000869/organisasi-kerja-sama-islam-oki---sejarah-tujuan-dan-anggota?page=all

http://yulitaip.blogspot.com/2018/03/makalah-peran-organisasi-global-dan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serbuan Pasukan Jepang di Lampung Tahun 1942

Era pendudukan Jepang di Indonesia merupakan satu zaman yang penuh dengan penderitaan. Eksploitasi sumberdaya alam serta sumberdaya manusia ...

Populer