Minggu, 22 Desember 2024

Lapangan Terbang Enggal: Sejarah Penerbangan di Lampung yang Terlupa

Jika ada pertanyaan Bandara pertama di Lampung, rata-rata pasti akan menjawab Bandara Raden Intan II. Lalu benarkah Bandara Raden Intan II adalah lokasi penerbangan pertama di Lampung atau adakah lapangan terbang pertama sebelum itu?

Oleh: Adi Setiawan


Lapangan Terbang Enggal

(Sumber: Fotoantix) 

Berbicara mengenai dunia penerbangan di Lampung tentunya akan teringat pada salah satu Bandar Udara (Bandara) Raden Intan II di Branti, Natar, Lampung Selatan. Bandara Raden Intan II merupakan Bandara yang melayani penerbangan antar kota di Indonesia, yang menjadi Bandara kebanggaan masyarakat Lampung. Bandara Raden Intan II merupakan Bandara yang dibangun era penjajahan Jepang sekitar tahun 1943. Setelah kemerdekaan Indonesia, Bandara Raden Intan II atau yang dahulunya dikenal dengan nama Pelabuhan Udara Branti ini dikelola oleh kesatuan TNI Angkatan Udara. Kemudian pada tahun 1963, Pelabuhan Udara Branti secara resmi diserahkan kepada pemerintah di Lampung. Kemudian pada 1964, pengelolaannya diserahkan kepada Djawatan Penerbangan Sipil (DPS). Saat ini Bandara Raden Intan II dikelola oleh PT Angkasa Pura II (AP II).

Selain Bandara Raden Intan II di Bumi Ruwa Jurai juga tersebar Bandara lainnya. Adapun Bandara tersebut yakni Bandara Taufiq Kiemas di Pekon Serai yang berada di Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat dan Bandara Gatot Subroto di Way Tuba, Kabupaten Way Kanan. Keberadaan tiga Bandara di Lampung ini diharapkan akan mempermudah arus transportasi dan mobilisasi masyarakat di Lampung khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Jika Bandara Raden Intan II dan Bandara Gatot Subroto adalah dua bandara yang dibangun pada masa penjajahan Jepang, ternyata terdapat sebuah lapangan terbang di Lampung yang didirikan pada era kolonial Belanda. Jejak keberadaan lapangan terbang ini memang sulit diketahui saat ini. Lapangan terbang yang memiliki nilai sejarah penerbangan di Lampung ini, adalah Lapangan Terbang Enggal. Nama Enggal jika dilihat dalam sisi kewilayahan adalah salah satu kecamatan di Bandar Lampung saat ini. Letaknya strategis di kota Tapis Berseri.

Keberadaan Lapangan Terbang Enggal di masa kolonial tentunya menjadi suatu khazanah tersendiri bagi dunia penerbangan di Lampung. Sebagai daerah yang strategis di Pulau Sumatra ternyata secara segi transportasi di masa lalu, daerah ini telah memiliki sarana transportasi yang lengkap, baik itu pelabuhan laut, stasiun kereta dan lapangan terbang.

 


Peta Lapangan Terbang Enggal

(Sumber: Fotoantix) 

Berdasarkan pemberitaan pada tanggal 19 November 1926 oleh Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indië, bahwasanya Lapangan Terbang Enggal atau Vliegveld Enggal diresmikan pada tanggal 18 November 1926. Lapangan terbang ini dibangun dibekas perkebunan ketela dan jagung. Panjang lintasan pesawat di Lapangan Terbang Enggal adalah 600 x 400 meter. Di sisi utara lapangan, telah disiapkan lima hanggar sementara (De Sumatra Post, 26 November 1926).

Keberadaan Lapangan Terbang Enggal menjadi harapan untuk keterhubungan Pulau Jawa dan Sumatera dalam transportasi udara di masa itu. Pada buku 25 Tahun Penerbangan Militer Di Hindia Belanda (25 Jaar Militaire Luchtvaart In Nederlandsch-Indië) tahun 1939 disebutkan bahwa pendaratan pertama di Lapangan Terbang Enggal adalah pesawat6 DH9 3 DCI dan 3 C. IV. Pesawat di bawah komando Komandan Divisi Penerbangan Mayor Staf Umum PF Hoeksema De Groot.


Hanggar Pesawat Darurat di Lapangan Terbang Enggal

(Sumber: Fotoantix)

 

Sebelum pendaratan pertama itu dilakukan, otoritas penerbangan sebelumnya telah melakukan pengecekan lintasan. Pemerintah menerjunkan dua petugas yakni Letnan Pilot UMJ Wegener dan Kepala Kantor Penarikan LA-TD Walraven (M. van Heselen, 1939:67). Adapun lintasan pacu pesawat kondisi saat itu berupa hamparan tanah berumput.

Pada hari peresmian Lapangan Terbang Enggal, banyak koran yang memberitakan tentang sambutan masyarakat yang antusias. Bagi masyarakat melihat penerbangan pesawat menjadi suatu pengelaman yang berkesan, terlebih bagi mereka yang tidak familiar dengan pesawat sebelumnya. Bahkan diberitakan bahwa hari peresmian Lapangan Terbang Enggal diibaratkan sebagai hari raya di Teluk Betung. Kantor-kantor pemerintah dan sekolah-sekolah libur, sementara sebagian besar kantor pemerintah hanya bekerja setengah hari pada hari itu (Algemeen Handelsblad Voor Nederlandsch-Indië, De Sumatra Post).


Berita Peresmian Lapangan Terbang Enggal

(Sumber: Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië, 19 November 1926) 

Peresmian Lapangan Terbang Enggal yang menyita perhatian banyak orang, juga dihadiri Residen  Volmering. Untuk pertama kalinya dilakukan penerbangan perdana dari Lapangan Terbang Andir (Bandung) menuju Lampung. Seperti yang dituliskan di awal penerbangan dikomandoi oleh PF Hoeksema De Groot. Ia bersama kesatuanya mengendarai 6 pesawat Fokker dan 6 De Havillands dengan rute Andir melalui Batavia (Jakarta) untuk mendarat di Enggal (Bataviaasch Nieuwsblad, 19 November 1926).

 

Referensi:

M. van Heselen. 1939. 25 Jaar Militaire Luchtvaart In Nederlandsch-Indië 1914-1939. Militaire Luchtvaart In Nederlandsch-IndiĆ«

Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië, 19 November 1926

Bataviaasch Nieuwsblad, 19 November 1926

De Sumatra Post, 26 November 1926

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Melawan Lupa: Rapat Umum Ir. Sukarno di Lampung

Ir. Sukarno bertindak sebagai kepala negara sering melakukan perjalanan ke daerah guna meninjau pemerintahan. Kunjungan Presiden Indonesia p...

Populer