Sabtu, 22 Februari 2025

Mencicip Sejarah Tebu di Lampung

Sudahkah anda mencicip manisnya makanan dan minuman hari ini? Dari gula kita dapat merasa manisnya makanan dan minuman itu. Hari ini, gula banyak diproduksi dari hasil pengolahan tebu. Kedekatan masyarakat Indonesia dengan tebu telah terjalin sejak era lampau. Di era kolonial pembukaan perkebunan tebu marak dilakukan untuk keperluan ekspor. Lalu seperti apakah dunia perkebunan tebu Lampung di era kolonial? 

Oleh: Adi Setiawan

 

Persebaran Perkebunan Tebu di Lampung

(Sumber: disbun.lampungprov.go.id) 

Saat ini, daerah Lampung tercatat sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki produksi tebu terbesar di Indonesia. Secara nasional produksi tebu Lampung menduduki posisi kedua setelah Jawa Timur dan nomor satu di Pulau Sumatra. Perkebunan tebu di Lampung, dikelola oleh perusahaan milik negara ataupun milik swasta yang tersebar di beberapa kabupaten. Luas perkebunan tebu di Lampung tahun 2023 lalu berada pada angka 141.200 hektare.  

Melansir dari disbun.lampungprov.go.id bahwa kabupaten yang memiliki luas areal perkebunan tebu terbesar berada di Kabupaten Way Kanan. Dengan luas 14.455 ha dan kapasitas produksi sekitar 97.850 ton per tahun.  Sementara itu, Kabupaten Lampung Tengah menempati posisi pertama produksi gula di Lampung. Berdasarkan data statistik tahun 2020, perkebunan tebu di Provinsi Lampung tersebar di Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten Tulang Bawang Barat. 

Perkebunan tebu di Lampung dikembangkan secara besar-besar di era pemerintahan Presiden Soeharto. Dua perusahaan gula didirikan di Lampung, yakni Gunung Madu Plantations (GMP) dan PT Gula Putih Mataram. Hasilnya dengan keberadaan perusahaan gula di Lampung itu, turut meramaikan bisnis gula di Indonesia. 

Sementara itu di era kolonial, perkebunan tebu dan perusahaan gula banyak terfokus di Jawa. Terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Digulirkannya program tanam paksa dan sistem ekonomi pintu terbuka di era kolonial telah mendorong industri gula saat itu. Produksi gula kemudian di ekspor ke Belanda, selain untuk keperluan di Indonesia. Indonesia saat itu mencatatkan sebagai produsen gula terbesar kedua setelah Kuba. 

Berbeda halnya dengan di Jawa, F.A.W Miquel dalam Flora van Nederlandsch Indië (1860:78) menjelaskan bahwa tebu merupakan tanaman budidaya yang umum di Sumatera, namun produksi gula untuk ekspor tidak seberapa dibandingkan dengan produksi gula di Jawa. Tebu umumnya ditanam di sekitar pemukiman penduduk saat itu. Belum dilakukan penanaman tebu dengan lahan yang luas sebagaimana yang ada di Pulau Jawa. 

Satu titik sejarah perkebunan tebu era kolonial di Indonesia, ternyata juga terdapat di Lampung. Walaupun pamornya kalah terkenal dengan perkebunan tebu di Pulau Jawa, namun keberadaannya menarik untuk diingat kembali. 

Berdasarkan catatan dari Broersma (1916:152) bahwa tanaman tebu nampaknya sudah lama ditanam di Lampung. Terutama di daerah hulu Sungai Way Seputih, sekitar Sungai Way Sekampung, Kalianda, dan Sungai Rebang. Umumnya masayarakat menanam tebu untuk keperluan pribadi. Tebu diolah dengan cara digiling menggunakan penggilingan tangan sederhana. Sari tebu hasil penggilingan kemudian direbus hingga mengental menjadi gula. Sayangnya, penanaman tebu ini menurut Broersma mengalami penurunan produksinya di tahun 1855.

 

Berita Perkebunan Tebu di Lampung

(Sumber: De Nieuwe Vorstenlanden, 10 Juni 1925) 

Penelitian tahun 1910 tentang kondisi tanah di Lampung, menunjukan cocok digunakan untuk budidaya tebu. Kemudian percobaan pembukaan perkebunana tebu yang lebih luas terjadi pada tahun 1924 oleh pengusaha V. Blommesteyn melalui Perusahaan Kedaton. 

Pada De Nieuwe Vorstenlanden (10 Juni 1925) dengan artikel berjudul Suikerriet in Lampong  menyebutkan bahwa V. Blommesteyn adalah pengusaha yang memiliki pengalaman dalam dunia perkebunan. Sebelumnya ia telah mengusahakan budidaya karet di Lampung. Penanaman tebu ini merupakan salah satu hal yang coba ia usahakan selain karet. Musabab percobaan ini adalah melihat pasang surut tanaman karet. Oleh karena itu, penanaman tebu menjadi alternatif pilihan agar dunia perkebunan tetap dapat berkembang saat itu. Percobaan penanaman tebu ditahap awal ini memiliki luas lahan 250 bau. Juga direncanakan pembangunan pabrik kecil untuk mengolah hasil tebu itu. 

Kemudian percobaan penanaman tebu di Lampung juga pernah diajukan oleh Handelsvereniging Amsterdam. Perusahaan ini mengajukan permohonan yang sangat besar untuk tanah di Lampung, seluas 75 ribu bau pada tahun 1924 (De Sumatra post, 10 Juni 1925).

Produksi Tebu di Indonesia

(Sumber: Kementan, 2022) 

Kabar mengenai percobaan perkebunan tebu di Lampung di era kolonial memang kalah pamor dengan tanaman perkebunan lain. Di tahun 1930an hingga 1940an tanaman karet, sawit dan kopi tetap mendominasi perkebunan-perkebunan di Lampung. Hasil perdagangan tanaman tersebut selalu melengkapi laporan perdagangan di Indonesia kala itu. Sementara pamor perkebunan tebu di Lampung barulah nampak semenjak era Orde Baru berkuasa di Indonesia.

Berdasarkan laporan Kementan (2022:32), secara statistik tahun 2020 produksi gula di Lampung menunujukan bahwa Kabupaten Lampung Tengah mencapai 335,41 ribu ton atau 45,81% dari produksi gula di Provinsi Lampung. Berikutnya adalah Kabupaten Tulang Bawang dengan produksi 195,23 ribu ton gula hablur (26,67%), Kabupaten Way Kanan sebesar 165,27 ribu ton (22,57%), Kabupaten Lampung Utara 35 ribu ton (4,78%), dan Kabupaten Tulang Bawang Barat 1,23 ribu ton (0,17%). 

Referensi:

 

Broersma, R. 1916. De Lampongsche Districten. Ruswijk: Javasche Boekhandel & Drukke

De Sumatra post, 10 Juni 1925

De Nieuwe Vorstenlanden, 10 Juni 1925

disbun.lampungprov.go.id

F.A.W Miquel. 1860. Flora van Nederlandsch Indië. Amsterdam: Friet Fleisciier

Kementan. 2022. Outlook Komoditas Perkebunan Tebu. Jakarta: Kementan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Melawan Lupa: Rapat Umum Ir. Sukarno di Lampung

Ir. Sukarno bertindak sebagai kepala negara sering melakukan perjalanan ke daerah guna meninjau pemerintahan. Kunjungan Presiden Indonesia p...

Populer