Tugu di Lapangan Sribhawono
(Dok. Penulis)
Bandar Sribhawono atau juga sering disebut Sribhawono rasanya tidak asing bagi warga Lampung,
apalagi warga Lampung Timur dan sekitarnya. Daerah yang berbentuk kecamatan ini
merupakan salah satu pusat pemukiman dan perekonomian di kabupaten Lampung
Timur. Kecamatan Bandar Sribhawono yang
terdiri kurang lebih atas tujuh desa. Adapun tujuh desa itu adalah Bandar
Agung, Mekar Jaya, Sadar Sriwijaya, Sribhawono, Srimenanti, Sripendowo, dan
Waringin Jaya. Di wilayah tujuh desa ini adalah daerah pertanian, utamanya
adalah tanaman perkebunan dan palawija. Jagung menjadi salah satu tanaman yang
digandrungi oleh masyarakat untuk dibudidayakan.
Menilik dari
sejarahnya, Sribhawono adalah sebuah daerah tujuan trasmigrasi, salah satunya
program transmigrasi BRN pada tahun 1952. Penduduk yang dipindahkan ke Sribhawono
berasal dari daerah Batanghari dan
Sekampung. Jumlah transmigran kurang lebih 200 Kk. Awal kedatangan mereka
tinggal di sekitar Danau Kemuning. Pada perkembangannya mereka kemudian membuka
hutan yang ditujukan sebagai lahan pemukiman dan pertanian. Peresmian Sribhawono
kemudian dilakukan oleh Mohammad Hatta
pada tahun 1956, salah satu simbolisasinya adalah ditanam pohon beringin oleh
orang nomor dua di Indonesia saat itu. Pohon yang kini telah tumbang itu,
penanamannya bertembang di halaman masjid Sribhawono. Magnet Sribhawono kemudian juga berhasil membawa Presiden
Suharto berkunjung ke Sribhawono sekitar tahun 1968. Ingatan masyarakat Sribhawono
tentang kedatangan Presiden Suharto adalah kunjungan dengan mengendarai
helikopter yang mendarat langsung di Lapangan Sribhawono.
Asal-usul nama Sribhawono berasal dari kata Sri dan Bhawono. Sri disinyalir merupakan penggabungan dari tiga nama tokoh yang berperan membuka daerah ini saat transmigrasi berlangsung. Ketiganya adalah Surowinoto, Rusli Mangkuprojo dan Ibrahim. Dari nama tiga orang itu lahirlah kata Sri. Sementara Bhawono berarti hutan. Maka jadilah nama Sribhawono. Selain itu kata Sri juga dikaitkan dengan padi atau pari dalam bahasa Jawa.
Daerah yang
dianugrahi sumber daya air yang melimpah ini juga turut mengembangkan pertanian
sawah. Keberadaan air yang melimpah juga diusahakan sebagai sarana rekreasi di
Bandar Sribhawono, khususnya yang dilalui oleh aliran Kali Aro. Kali Aro
merupakan salah satu sungai yang mengalir di Bandar Sribhawono. Mata air
sungai ini berasal dari Danau Kemuning dengan debit air yang cukup besar dan
jernih. Maka tak heran selain sebagai sarana irigasi. Air dari Danau Kemuning
ini juga digunakan untuk sarana wisata air alami.
Danau
Kemuning (Dok. Penulis)
Bandar Sribhawono
adalah daerah yang sangat strategis,
selain dekat dengan Jalan Lintas Pantai Timur Sumatra yang menghubungkan
berbagai kota/kabupaten di Lampung. Kecamatan ini juga dilalui oleh Jalan Ir.
Sutami, sebuah jalan penting yang menghubungkan Bandar Sribhawono, Pugung
Raharjo hingga Bandar Lampung. Maka tidak mengherankan jika adanya jalan-jalan
tersebut membuat Bandar Sribhawono cukup
berkembang pesat.
Pusat kegiatan
Kecamatan Bandar Sribhawono berada di
Desa Sribhawono . Di sini terdapat sebuah lapangan atau alun-alun yang sangat
luas. Lapangan itu memiliki keunikan dengan dengan keberadaan pohon beringin di
sisi-sisinya. Penataan ruang di pusat kecamatan sangat unik, dapat
dideskripsikan di sekeliling lapangan terdapat gedung-gedung atau fasilitas
umum. Sebelah barat terdapat beberapa gedung pemerintahan seperti Kantor Kepala
Desa Sribhawono dan masjid. Di sisi
utara terdapat ruko-ruko dan gereja. Sementara di sisi timur dan selatan
mayoritas adalah pertokoan. Lapangan Sribhawono menjadi pusat kegiatan massa,
seperti kegiatan upacara, kesenian, pertunjukan maupun olahraga.
Demikianlah
sekelumit kisah Sribhawono, harapannya akan dapat dikembangkan narasi sejarah
menyangkut Sribhawono sebagai bagian
dari sejarah lokal di Lampung Timur. Bandar Sribhawono yang memiliki kemajuan pastinya memiliki beragam kisah dan cerita yang wajib ditelusuri, baik periode awal maupun periode modern.
Narasumber:
Bapak Imam
Rofingi
Bapak Mardi Supriyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar