Jumat, 27 Desember 2024

Telegraf dan Telepon di Lampung

Telegraf dan telepon menjadi dua alat komunikasi modern yang turut hadir di Lampung pada era kolonial. Beberapa kota di Lampung memiliki akses terhadap dua teknologi ini.

Oleh: Adi Setiawan


Kantor Pos dan Telepon Tanjung Karang Tahun 1937

(Sumber: De Indische Courant, 27 November 1937) 

Sebagai wujud kemajuan manusia dewasa ini, salah satunya diukur dari pencapaian dalam penemuan teknologi. Penggunaan teknologi telah mengubah berbagai sendi kehidupan manusia. Teknologi adalah perangkat yang diupayakan manusia untuk mempermudah aktivitas. Berbagai macam teknologi telah berkembang dari yang tradisional hingga modern.

Penemuan telegraf dan telepon adalah dua contoh nyata dari kemajuan manusia dalam bidang komunikasi dan informasi. Kedua teknologi itu telah mempermudah jangkauan komunikasi lintas ruang. Antonio Meucci dan Alexander Graham Bell adalah dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan teknologi telepon. Sedangkan Samuel Finley Breese Morse adalah tokoh yang berjasa dalam pengembangan teknologi telegraf.

Masuknya teknologi telegraf dan telepon di Indonesia dimulai sejak era kolonial. Tercatat bahwa telegraf lebih awal berkembang di Indonesia ketimbang telepon. Telegraf mulai ada di Indonesia tahun 1855 dan telepon pada tahun 1882. Di awal perkembangannya, kedua teknologi ini diperuntukan untuk daerah-daerah di Pulau Jawa, seperti Jakarta dan Bogor. Serta menyusul di daerah-daerah lain.

Keberadaan telegraf dan telepon saat itu bukan hanya sebagai media komunikasi antar daerah di Indonesia, namun keberadaannya juga ditujukan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat di luar negeri. Perkembangan jaringan telegraf di Indonesia pada masa kolonial banyak yang dibangun mengikuti jalur rel kereta api.

Kemudahan komunikasi dengan menggunakan telegraf dan telepon lantas dikembangkan dengan mendirikan perangkat telegraf dan telepon di berbagai daerah di Indonesia. Keberadaan teknologi telegraf dan telepon juga berkembang di Lampung. Beberapa pemberitaan menyebutkan informasi tentang penggunaan telegraf dan telepon di beberapa daerah di Lampung. Lampung tercatat sebagai salah satu daerah pertama di Sumatra yang memiliki jaringan telegraf. Keberadaan telegraf di Lampung mulai dibangun pada pemerintahan Residen Pruys van der Hoeven. Dalam Veertig Jaren Indische Dienst (1894:198) Pruys van der Hoeven menerangkan bahwa:

Na mijne benoeming tot resident van de Lampongs bij den Gouverneur- Generaal Mijer ter audientie ontvangen, wenschte Z. E. mij geluk met het beheer over dat gewest, ' t welk men, zoo zeide hij, het bruggenhoofd zou kunnen noemen van Java. Eenigen tijd na mijn optreden werd tusschen Anjer en Telok Betong een electrische brug, een telegraafkabel, Java met Sumatra verbindende, gelegd, waarvoor het engelsch kabelschip de "Envestigator" dienst deed.

Dari penjelasan di atas, memberikan pengertian bahwa teknologi telegraf yang dibangun masa Residen Pruys van der Hoeven mennghubungkan Teluk Betung-Anyer. Pada buku Gambaran Singkat Sejarah Perkembangan Jasa Pos, Telegraf (1914:14) dijelaskan bahwa pembangunan jaringan telegraf di Lampung, yang dimulai di Teluk Betung diperkirakan ada pada tahun 1866. Setelah jaringan telegraf di Teluk Betung ini kemudian disusul pembangunan jaringan telegraf di Sumatra lainnya seperti Palembang, Padang dan Singkel yang selesai seluruhnya pada tahun 1873.

Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, pada terbitan 26 Januari 1911 menyebutkan bahwa pada tahun 1911 jalur telegraf  dibangun antara kantor Kalianda dan Kotabumi melalui Teluk Betung, Gunung Sugih dan Menggala. 

Jalur Telegraf di Lampung

(Sumber: Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, 26 Januari 1911) 

Sementara itu menurut Beschrijving der Telegraafverbindingen in Nederlandsch-Indië tahun 1920 beberapa daerah di Lampung yang memiliki ketersambungan jaringan telegraf antara lain Kalianda-Teluk Betung, Teluk Betung-Tanjung Karang, Tanjung Karang-Gunung Sugih, Gunung Sugih-Menggala, Menggala-Blambangan Umpu, dan Blambangan Umpu-Kotabumi. 

Selain penggunaan telegraf, teknologi telepon menjadi pilihan lain dalam media komunikasi di Lampung. Beberapa daerah di Lampung yang memiliki sarana telepon diantaranya adalah Teluk Betung, Kotabumi, Gunungsugih dan Menggala. Pada hari kerja, saluran ini digunakan khusus untuk keperluan telepon selama empat setengah jam, yaitu pukul 09.00-09.30, 12.00-2.30, 14.30-15.00, dan 16.30-17.00 (Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, 26 Januari 1911).

Sementara itu, teknologi telepon di Tanjung Karang berada dalam kepengurusan kantor pos di kota tersebut. Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, pada terbitan 16 November 1932 menyebutkan bahwa kantor telepon dan pos di Tanjung Karang berada di pusat kota, menyatu dengan gedung-gedung milik pemerintah lainnya.

 

Referensi:

Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, 26 Januari 1911

Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, 16 November 1932

B. Wieringa.1914. Kort Overzicht Van De Ontwikkelingsgeschiedenis Der Posterijen, Telegrafie En Telefonie in Nederlandsch-Indië. Weltevreden: Boekhandel Visser & co

Gouvernements Post, Telegraaf en Telefoondiens. 1920. Beschrijving der Telegraafverbindingen in Nederlandsch-Indië. Weltevreden: Boekhandel Visser & co

Pruys van der Hoeven. 1894. Veertig Jaren Indische Dienst. Gebr. Belinfante

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Melawan Lupa: Rapat Umum Ir. Sukarno di Lampung

Ir. Sukarno bertindak sebagai kepala negara sering melakukan perjalanan ke daerah guna meninjau pemerintahan. Kunjungan Presiden Indonesia p...

Populer