Adi Setiawan
Aksi-Aksi Tritura
Lahirnya pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto tidak terlepas dari berbagai macam peristiwa antara tahun 1965 hingga 1966. Adapun peristiwa pertama yang membuka langkah lahirnya pemerintahan Orde Baru adalah peristiwa Gerakan 30 September 1965. Peristiwa ini sekaligus menjadi titik awal berakhirnya kekuasaan presiden Soekarno dan hilangnya kekuatan politik PKI dari percaturan politik Indonesia.
Peristiwa Gerakan 30 September 1965 membuat kondisi pemerintahan menjadi terpuruk. Rakyat yang diwakili oleh mahasiswa menuntut perbaikan-perbaikan. Baik di dalam pemerintahan maupun ekonomi. Pasalnya pada masa berlangsungnya Demokrasi Terpimpin kondisi ekonomi Indonesia berada dalam kondisi lemah. Keadaan ekonomi kian memburuk dimana inflasi mencapai 600%.
Kondisi ini kemudian menyulut aksi yang dilakukan oleh mahasiswa. Mereka turun ke jalan, meneriakan slogan-slogan yang menuntut perubahan kebijakan oleh pemerintah.
Bukan hanya mahasiswa, rakyat pada umumnya kemudian turut melakukan aksi dengan membentuk kesatuan aksi masing-masing, seperti:
1. Kesatuan Aksi Pemuda-pemuda, Mahasiswa dan Pelajar (KAPPI)
2. Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI)
3. Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI)
4. Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI)
5. Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI)
6. Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI)
Kesatuan-kesatuan aksi di atas menuntut agar dibubarkannya PKI dan perbaikan ekonomi. Terlebih setelah dibentuknya barisan Front Pancasila. Pemuda dan mahasiswa lalu mengeluarkan tiga tuntutan atau yang dikenal dengan istilah Tritura (Tri Tuntutan Rakyat). Pada tanggal 12 Januari 1966, KAMI bersama KAPPI yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR untuk mengajukan Tritura tersebut. Isinya:
1. Pembubaran PKI
2. Pembersihan kabinet dari unsur-unsur Gerakan 30 September 1965
3. Penurunan harga/perbaikan ekonomi
Presiden Soekarno menaanggapi aksi itu dengan mengumumkan perubahan Kabinet Dwikora menjadi Kabinet 100 Menteri. Namun tidak membubarkan PKI ataupun menindak tokoh-tokoh yang dianggap terlibat peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Di saat pelantikan Kabinet 100 Menteri pada 24 Februari 1966, mahasiswa melakukan aksi di sekitar Istana Merdeka. Aksi itu menimbulkan bentrok antara mahasiswa dengan Pasukan Cakrabirawa yang menyebabkan gugurnya mahasiswa bernama Arief Rachman Hakim. Menindak aksi itu presiden Soekarno membukarkan KAMI.
Kebijakan presiden tersebut, di balas dengan aksi demonstrasi dan penyerbuan mahasiswa terhadap gedung Departemen Luar Negeri dan kantor berita China, Hsin Hua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar