Sabtu, 10 Desember 2022

Ledeng dan Petani



Pemandangan berbeda di sepanjang bulak Sekampung-Batanghari. Hal itu karena hamparan persawahan yang mulai terisi oleh air ledeng. Fenomena ini menjadi penanda bahwa telah tiba musim tanam rendeng, petani mulai mengolah lahan sawah guna disiapkan menanam padi. 

Sepanjang bulak antara Sekampung-Batanghari, dua kecamatan di Lampung Timur ini, beribu-ribu petak sawah terhampar. Dari petak-petak sawah inilah dihasilkan berton-ton gabah guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, khususnya di Lampung Timur. 

Jika melihat hamparan persawahan ini, terbesit dalam hati bahwa sawah menjadi tumpuan hidup beribu-ribu keluarga di Sekampung dan Batanghari. Dari hasil panen, petani dapat mencukupi kebutuhan hidup. Bahkan lewat hasil panen banyak petani yang mampu membiayai pendidikan anak-anaknya hingga perguruan tinggi. 

Sehingga keberadaan sawah dan petani adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu setiap kali memandang sawah bukan hanya muncul pemandangan padi saja, namun akan muncul di dalam hati sebuah pengorbanan dan harapan dari para petani. 

Persawahan di Sekampung dan Batanghari merupakan lahan sawah irigasi. Sumber airnya berasal dari Way Sekampung. Melalui Bendung Argoguruh di Tegineneng, air Way Sekampung kemudian dialihkan di ke daerah Lampung Tengah, Metro dan Lampung Timur. Sekampung dan Batanghari adalah contoh dua daerah di Lampung Timur yang mendapatkan pasokan air dari Bendung Argoguruh. 

Menengok sejarahnya, keberadaan Bendung Argoguruh dan aliran irigasi atau masyarakat biasa menyebut ledeng adalah bagian dari sebuah proyek transmigrasi orang-orang Jawa ke Lampung di tahun 1930an. Kultur masyarakat Jawa yang dekat dengan dunia pertanian, utamanya padi sawah membuat pemerintah kolonial Belanda kemudian membuka lahan persawahan di Lampung. Maka untuk memenuhi kebutuhan air dibangunlah Bendung Argoguruh. Pada perkembangannya Bendung Argoguruh bukan hanya mampu mengairi sawah-sawah di sekitarnya. Namun dengan semakin baiknya fasilitas pendukung, aliran air dapat mengalir hingga ke Batanghari bahkan Sekampung yang jaraknya berpuluh-puluh kilo meter. 

Mengalir air dari Bendung Argoguruh ke Sekampung ini karena keberadaan ledeng. Ledeng ibarat organ penting dalam tubuh manusia. Karena ledeng adalah sarana  dalam mengalirkan air ke sawah-sawah petani. Dengan kata lain ada air maka akan panen. Adanya panen akan muncul harapan. 

Itulah kehidupan yang selalu erat dengan satu dengan yang lain. Dan sejarahlah yang menjadi penghubung masa lalu dan masa kini. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyaksikan Tanah Sabrang: Film Propaganda di Era Kolonial

Sebuah gedung pertunjukan film modern diresmikan di Kota Metro, sebuah daerah yang lahir dari proses kolonisasi di masa lampau. Hadirnya bio...

Populer