Jumat, 20 Januari 2023

Berita Banjir di Sekampung Tahun 1952 di Koran Belanda

 Penulis: Adi Setiawan

Berita Banjir di Sumatra Selatan

Teks:

Evenals overal elders heert men j ook in Zuid-Sumatra ernstig te lijden van zware overstromingen. Op enige plaatsen in de Lampongse i gebieden werden wegen vernield. In Metro en Batanghari werd de padiaanplant over een oppervlakte van respectievelijk 75 ha en 45 ha bej schadigd en door bandjir meegesleurd. iln het onderdistrict Sekampung is ongeveer 60 ha sawah onder water komen te staan.

Terjemahan:

Seperti di tempat lain, Sumatera Selatan juga terkena dampak serius dari banjir besar. Jalan rusak di beberapa tempat di daerah Lampung. Di Metro dan Batanghari, tanaman padi seluas 75 ha dan 45 ha masing-masing rusak dan terseret bandjir. Di Kecamatan Sekampung, sekitar 60 hektare sawah tergenang air (diterjemahkan melalui google terjemah).

Pemberitaan mengenai terjadinya banjir di Sekampung (sekarang Kecamatan Sekampung, Lampung Timur) terjadi pada bulan Februari 1952. Adapun beberapa koran dan majalah yang memberitakan hal ini adalah Java-bodehandels-en advertentieblad voor Nederlandsch-indie dan Indische courant voor Nederland. Pada Java-bode dan handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-indie berita banjir dipublikasikan pada 2 Februari 1952, sementara Indische courant voor Nederland memberitakan banjir pada 9 Februari 1952.

Java-bode 02-02-1952

Berita terkait banjir di Sekampung ini merupakan bagian dari berita-berita mengenai wilayah Sumatra Selatan. Pada pemberitaan juga disampaikan bahwa untuk wilayah Lampung pada bulan Februari 1952 selain Sekampung juga diberitakan banjir juga terjadi di Metro dan Batanghari. Peristiwa banjir itu setidaknya telah berdampak pada 60 hektar sawah di Sekampung tergenang. Hal yang sama banjir merendam pada 75 hektar sawah di Metro dan 45 hektar di Batanghari.

Indische courant voor Nederland 09-02-1952

Pada artikel yang sama juga diberitakan terjadi banjir di Sumatra Selatan berdampak pada rusaknya jembatan dan jalan di Palembang, yang mengakibatkan terhentinya angkutan barang menuju Bengkulu. Jalan antara Prabumulih dan Muaraenim tergenang air di sebelas titik hingga ketinggian mencapai tiga perempat meter. Jalan antara Palembang dan Jambi juga menjadi sulit diakses untuk lalu lintas. Akibat penimbunan sampah, jembatan besi "Bunga Mas" di jalan antara Curup dan Lahat hanya dibuka untuk kendaraan dengan beban maksimal setengah ton.

 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyaksikan Tanah Sabrang: Film Propaganda di Era Kolonial

Sebuah gedung pertunjukan film modern diresmikan di Kota Metro, sebuah daerah yang lahir dari proses kolonisasi di masa lampau. Hadirnya bio...

Populer