Kamis, 12 Mei 2022

Sekampung Punya Cerita Bagian 1 Pembuka

Oleh: Adi Setiawan 

Dari sekian banyak kecamatan yang ada di Lampung Timur, Sekampung merupakan salah satu di antara kecamatan itu. Kecamatan Sekampung terletak tidak jauh dari Kota Sukadana, ibukota Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan yang dilalui oleh aliran Sungai Way Sekampung ini juga tidak jauh dari Kota Metro. 

Kecamatan Sekampung merupakan daerah lumbung padi di Lampung. Hampir setiap desa yang ada di kecamatan ini memiliki lahan persawahan yang luas. 

Terbentuknya desa-desa di Sekampung tidak terlepas dari adanya program kolonisasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pemindahan penduduk dari Jawa ke Sekampung terjadi pada periode akhir kolonisasi, yakni tahun 1941.

Adanya program kolonisasi kemudian dilanjutkan dengan transmigrasi di era kemerdekaan membuat daerah yang sebelumnya adalah hutan belantara berubah menjadi lahan pemukiman dan pertanian. 

Upaya menyingkap masa lalu di Sekampung pernah dilakukan oleh Tim Balai Arkeologi (Balar) Bandung maupun Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten. 

Dari penelitian yang dilakukan oleh dua lembaga tersebut memberikan info baru mengenai periode sejarah yang pernah terjadi di Sekampung. Dari hasil penelitian dari BPCB Banten berhasil ditemukan sebuah hasil budaya dari zaman megalikum yang berupa Phalus. Phalus yang ditemukan di Sekampung ini diberi nama Phalus Sidomukti. Penamaan Phalus Sidomukti ini disesuaikan dengan lokasi penemuannya. 

Phalus Sidomukti posisinya berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Sekampung. Selain Phalus Sidomukti, di DAS Way Sekampung juga terdapat lokasi temuan fragmen keramik asing. 

Lokasi penemuan yang berada di Desa Trimulyo ini sudah pernah dikaji oleh Balai Arkeologi Bandung. Fragmen keramik yang ditemukan di lokasi ini memiliki ciri sebagaimana keramik yang berasal dari dinasti-dinasti Tiongkok kuno. 

Temuan benda-benda tinggalan sejarah di DAS Way Sekampung ini menunjukkan bahwa daerah Sekampung tempo dulu memiliki khazanah sejarah yang beragam.

Sejarah Sekampung setidaknya mengalami perkembangan pada akhir kekuasaan pemerintah Belanda, dimana adanya program kolonisasi kemudian mengubah ruang yang awalnya hutan menjadi ruang aktivitas manusia. 

Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, daerah Sekampung juga tidak luput dari aktivitas gerilya melawan pasukan Belanda yang hendak kembali menguasai Indonesia. Beberapa insiden peperangan terjadi di daerah ini. Daerah Sekampung di masa Agresi Militer Belanda II menjadi tempat pelarian para gerilyawan Indonesia dari wilayah Metro. Karena Metro telah dikuasai Belanda. 

Periode sejarah Sekampung kemudian terus berkembang mengikuti perkembangan kehidupan masyarakatnya. Sekampung yang terkenal sebagai daerah pertanian,  saat ini menjadi salah satu daerah pusat pendidikan di Lampung Timur. Tercatat banyak sekali sekolah dari mulai pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi. 

Dalam hal pendidikan,  sekolah yang ada di Sekampung bukan hanya diminati oleh masyarakat Sekampung sendiri namun juga dari luar kecamatan. 

Pernak-pernik sejarah yang ada di Kecamatan Sekampung menarik untuk dikupas satu persatu. Agar masa lalu tidak hanya berlalu begitu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyaksikan Tanah Sabrang: Film Propaganda di Era Kolonial

Sebuah gedung pertunjukan film modern diresmikan di Kota Metro, sebuah daerah yang lahir dari proses kolonisasi di masa lampau. Hadirnya bio...

Populer