Sabtu, 28 Juni 2025

Niaga dan Pelayaran di Lampung: Berdasarkan Literatur Een Halve Eeuw Paketvaart 1891-1941

Oosthaven memainkan peran dalam niaga lada, bukan hanya menjadi pelabuhan antar pulau saja. Oosthaven juga melayani pengiriman komoditas lada hingga ke mancanegara.

Oleh: Adi Setiawan 

Pembangunan Oosthaven

(Sumber: KITLV)

Tulisan ini adalah satu artikel karya M.G de Boer dan J.C Westermann dalam buku berjudul Een Halve Eeuw Paketvaart 1891-1941. Dari artikel itu digambarkan beberapa pelabuhan penting di Lampung yang memiliki peranan dalam pengiriman barang, khususnya hasil perkebunan. Setiap pelabuhan yang ada di Lampung saat itu memiliki peran sebagai pelabuhan dagang. Walaupun dengan skala yang berbeda-beda serta rute pelayaran yang tidak sama pula. Beberapa pelabuhan di Lampung itu diantaranya terdapat di Telukbetung, Menggala, dan Kotaagung. Kemudian pada tahun 1914 dibangun Oosthaven sebagai pelabuhan ekspor-impor barang. Pelabuhan ini kemudian memiliki keterhubungan dengan jalur kereta api Lampung-Palembang.

Dijelaskan pula mengenai pembangunan angkitan darat seperti rel kereta api dan jalan darat turut berpengaruh terhadap maju-mundurnya pelabuhan-pelabuhan di Lampung. Sebagai contoh keberadaan jalur kereta api semakin membuat Oosthaven berkembang dalam ekspor komoditas perkebunan. Namun bagi Pelabuhan Menggala keberadaan jalur darat membuat pelabuhan di Sungai Way Tulangbawang ini ditinggalkan secara perlahan-lahan.

Mengawali tulisannya M.G de Boer dan J.C Westermann menjelaskan kedekatan antara Lampung dengan Pulau Jawa. Hal itu terjadi selama berabad-abad, memberikan hubungan kuat antara masyarakat di Lampung dengan masyarakat di Pulau Jawa. Lalu lintas penumpang melintasi Selat Sunda sering terjadi, awalnya mereka menggunakan perahu dan kapal. Namun dalam perkembangnya kapal feri menjadi pilihan yang dirasa cepat dan efisien.

Hubungan masyarakat Lampung dangan masyarakat di Pulau Jawa sering dilakukan utamanya dengan masyarakat Banten. Lampung menjadi mitra Banten dalam perdagangan lada saat itu. Lada telah dibudidayakan di Lampung selama berabad-abad. Masyarakat Lampung umumnya membudidayakan lada hitam. Tanaman lada adalah tanaman sulur yang tumbuh di sepanjang pohon dadap dan dikeringkan di bawah sinar matahari tanpa banyak pengolahan. Produksi lada Lampung meningkat pada abad ke-20. Meskipun tanaman lada rawan terserang penyakit dan penurunan harga yang tajam, namun masih menyediakan produksi utama di Lampung.

Pelabuhan Telukbetung menjadi pasar lada yang penting. Lampung adalah daerah utama penghasil lada dan memasok 85% dari ekspor dunia. Ekspor lada Lampung sekitar 35.000 ton pada tahun 1938. Jumlahnya jauh lebih banyak daripada setengah dari produksi lada di Hindia Belanda. Sementara Bangka hanya mencakup seperempatnya. Ketika pengiriman komoditas lada dilakukan, Telukbetung di Teluk Lampung dan kemudian Kotaagung, yang terletak di Teluk Semangka atau Teluk Keizers yang lebih barat, dan Menggala di pantai timur adalah pelabuhan utama. Menggala adalah pelabuhan utama untuk ekspor lada dari pedalaman di Lampung bagian utara, termasuk Kotabumi.

Orang-orang Cina, Arab, dan di Menggala orang Palembang, memiliki peranan dalam perniagaan lada di Lampung. Lada dari Pelabuhan Menggala dikirim ke Palembang dan Singapura. Sementara dari Telukbetung dikirim ke Batavia. Selain lada komoditas perdagangan saat itu adalah damar, getah karet, rotan, kapas dan kopi. Volume perdagangan komoditas-komoditas tersebut terbilang sangat kecil dibandingkan dengan komoditas lada.

Pada abad 20 lalu lintas mengalami perubahan yang cukup besar. KPM atau Koninklijke Paketvaart Maatschappij, sebuah perusahaan pelayaran Belanda yang beroperasi di Hindia Belanda membuka rute pelayaran di perairan Lampung. Tahun 1908, KPM memiliki rute Lampung-Palembang dan Lampung-Padang. Peningkatan produksi perkebunan di Lampung bukan hanya memberikan pengaruh pada pengembangan pelayaran saja. Terlihat pula pembangunan Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen (ZSS) atau Kereta Api Sumatera Selatan dimulai pada tahun 1912. Rute kereta api ini kemudian menghubungkan jalur darat Lampung dengan Palembang melintasi Telukbetung, Kotabumi, Martapura, Baturaja dan Prabumulih dengan Palembang (Kertapati). Pada waktu yang hampir bersamaan, sistem jalan dan lalu lintas mobil serta bus juga ditingkatkan. Pada tahun 1939, dibuka lalu lintas antara Kotabumi dan Martapura.

Buku Een Halve Eeuw Paketvaart 1891-1941.

(Sumber: Depher.nl)

Kemudian pengembangan Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen (ZSS) juga mencakup pembangunan pelabuhan yang sama sekali baru di Teluk Lampung untuk menggantikan Telukbetung, yang sulit digunakan karena gelombang besar. Pada akhir tahun 1914 dilakukan pembangunan pelabuhan baru itu. Pelabuhan yang disebut Oosthaven itu, dibuka untuk pengiriman barang tepat pada awal tahun 1915. Layanan KPM Oosthaven-Merak (Jawa) dibuka, yang menciptakan koneksi untuk ZSS dengan jaringan kereta api Jawa. Pada tahun 1928, Oosthaven-Merak melayani penyeberangan feri harian, yang menciptakan koneksi kereta api dan perahu Batavia-Palembang.

Perbaikan dalam lalu lintas darat juga memengaruhi jadwal pengiriman paket dalam hal lain. Tentu saja rel kereta api dan jalan baru memberikan tarikan yang kuat ke arah lokasi pelabuhan baru. Kotaagung dan Menggala kehilangan signifikansinya sebagai akibatnya. Yang pertama mengarahkan ekspornya (terutama lada) lebih ke arah Oosthaven dan Telukbetung, dan yang terakhir sekarang mengalami akses yang buruk dari laut sebagai hambatan yang semakin besar. Menggala terletak sangat jauh di pedalaman, di sungai yang dangkal, sempit, dan berkelok-kelok. Kapal milik Packet Shipping Service  antara Batavia dan Palembang biasa mengangkut kargo yang dibawa ke hilir sungai oleh perahu dan tongkang di pesisir, tetapi pembongkarannya sulit dan memakan waktu. Ketika jalan raya dan rel kereta api menghubungkan wilayah Kotabumi dengan Oosthaven, Menggala segera kehilangan perannya sebagai pelabuhan bongkar muat. Packet Shipping Service telah menghapusnya dari jadwalnya pada tahun 1916.

Dengan demikian, Telukbetung tetap menjadi pusat perdagangan lada. Sebagian dari ekspor telah dijual langsung ke Amerika sejak dekade terakhir dan dikirim langsung dari Oosthaven.

Niaga dan Pelayaran di Lampung: Berdasarkan Literatur Een Halve Eeuw Paketvaart 1891-1941

Oosthaven memainkan peran dalam niaga lada, bukan hanya menjadi pelabuhan antar pulau saja. Oosthaven juga melayani pengiriman komoditas lad...

Populer