Kamis, 12 April 2018

Kesatria Dari Teluk Semangka

 KESATRIA DARI TELUK SEMANGKA
Kisah Perjuangan Batin Mangunang 
Oleh : Adi Setiawan
Guru Sejarah SMAN 1 Sekampung Lampung Timur 
email: adiabuuwais@gmail.com


Kisah perlawanan rakyat Lampung terhadap imperealisme Belanda sejauh ini yang dikenal masyarakat luas hanya perlawanan yang dipimpin oleh Raden Intan II. Masyarakat mungkin belum begitu mengenal dua tokoh patriotik pembela bangsanya, yakni pejuang Batin Mangunang dan Dalom Mangkunegara. Sisi lain perjuangan rakyat Lampung dalam menentang kolonialisme terlihat jelas dari kepemimpinan dua tokoh tersebut.

Jika perjuangan Raden Intan II lebih terfokus di sekitar Gunung Rajabasa. Maka Batin Mangunang dan Dalom Mangkunegara berhadapan dengan Belanda di medan pertempuran sekitar Teluk Semangka. Perlawanan yang dilakukan oleh Batin Mangunang terjadi pada tahun 1828, bersama pasukannya berangkat dari Teluk Semangka melalui perbukitan menuju Teluk Lampung (Depdikbud 1994:55). Adapun penyebab perlawanan yang dilakukan oleh Batin Mangunang bersama pasukannya adalah adanya sikap dari Letnan Belanda bernama Gertetner yang kurang berkenan bagi kepala kampung. 

Pada tanggal 6 Januari 1828 Letnan Gertetner mengirim pasukan ke Muton terdiri atas lebih kurang 30 orang guna memberi perlawanan terhadap Batin Mangunang. Pertempuran antar kedua belah pihak kemudian meletus.  Pasukan Batin Mangunang menyambut pasukan Belanda dengan tembakan. Dalam pertempuran tersebut, pasukan Belanda mengalami kesulitan menghadapi Batin Mangunang. Belanda kemudian mengangkat Francis guna membereskan perlawanan di Teluk Semangka. 

Usaha yang dilakukan Francis sedikit berhasil dengan membujuk Paksi Binawang, salah satu tokoh Lampung saat itu. Namun Francis masih menemui kesulitan untuk menaklukan Batin Mangunang. Kegagalan menangkap Batin Mangunang memaksa Belanda untuk menarik pasukannya ke Teluk Betung (Depdikbud 1994:57).

Setelah melakukan konsolidasi, di bulan Agustus 1831 Belanda kemudian mengirimkan pasukan kembali yang dipimpin Kapten Hoffman dan Letnan dua Kobold. Dengan tipu muslihat, Kapten Hoffman hendak menangkap kepala paksi. Namun Batin Mangunang, sebagi target utama mereka berhasil meloloskan diri. 

Belanda terus mengejar Batin Mangunang, sekitar bulan Sepetember 1832 pertahanan Batin Mangunang di Teratas Tombay, sebelah tenggara Gunung Tanggamus diserbu Belanda. Pasukan Batin Mangunang  terus memberikan perlawanan, keadaan medan pertempuran berupa hutan lebat sangat menguntungkan pasukan Batin Mangunang. Pada serangan ini Belanda kembali menemui kegagalan.

Belanda yang masih "penasaran" kembali mengirimkan pasukan yang dipimpin Letnan Kobold.  Dengan meriam dan senjata lengkap pertahanan Batin Mangunang  di Teratas Tombay digempur habis-habisan. Dalam serangan ini Belanda yang di atas angin berhasil mendesak pasukan Batin Mangunang. Belanda berhasil mengambil alih oleh pasukan Belanda, tetapi Batin Mangunang tidak berhasil ditangkap. Ia melarikan diri dan meninggal dalam tahun 1833 (Depdikbud 1997:91) 

Sumber : Depdikbud. 1994. Sejarah Revolusi Fisik di Provinsi Lampung
                Depdikbud. 1997. Sejarah Daerah Lampung. Jakarta: Depdikbud

Oleh : Adi Setiawan
Kamis, 12 April 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyaksikan Tanah Sabrang: Film Propaganda di Era Kolonial

Sebuah gedung pertunjukan film modern diresmikan di Kota Metro, sebuah daerah yang lahir dari proses kolonisasi di masa lampau. Hadirnya bio...

Populer