DUKUNGAN RAKYAT TERHADAP PROKLAMASI
Oleh: Adi Setiawan
Setelah proklamasi dibacakan oleh Soekarno maka berita tentang kemerdekaan Indonesian kian menyebar di seluruh Indonesia, walaupun tidak serempak. Berita mengenai kemerdekaan adalah sebuah kalimat yang menyenangkan bagi rakyat Indonesia. Suatu hal yang ditunggu-tunggu telah tiba. Indonesia kini telah bebas dari kekuasaan asing, maka rakyat dengan kekuatannya menyosongsong berdirinya negara Indonesia dengan gegap gempita. Maka sejak itu pula dimulailah pengambi-alihan kekuasaan dari Jepang dan penolakan terhadap kedatangan kembali Belanda.
Teks Proklamasi (kitacerdas.com)
Di sini kita akan membahas mengenai fenomena di awal lahirnya negara Indonesia. Negara yang masih muda itu ternyata mampu memberikan gejolak bagi bangsa Jepang maupun Belanda. Hal itu tidak terlepas dari upaya kuat dari rakyat bersama pemerintah dalam menyatakan kemerdekaan yang diimbangi dengan aksi-aksi nyata guna mengokohkan berdirinya Republik Indonesia
DUKUNGAN RAKYAT TERHADAP PROKLAMASI
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan pada tanggal 17 Agustus
1945 merupakan perwujudtan niat dan tekad rakyat Indonesia untuk merdeka
melepaskan diri dari penjajahan. Proklamasi Kemerdekaan, menimbulkan
tanggapan dari rakyat Indonesia berupa gerakan spontan rakyat Indonesia
yang mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia
berupaya menegakkan kedaulatan Indonesia yang baru saja merdeka.
Dukungan spontan tersebut bertujuan untuk mengusahakan
secepat mungkin tegaknya kekuasaan Republik Indonesia baik ditingkat
pusat maupun di daerah sehingga rakyat Indonesia berani menghadapi baik
dengan pasukan Sekutu maupun Jepang yang masih berada di Indonesia.
Wujud dukungan spontan rakyat Indonesia, sebagai berikut :
1. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 memunculkan permasalahan baru. Belanda sangat menampakan ketidak setujuannya atas kemerdekaan Indonesia. Belanda menunjukan keinginannya untuk berkuasa kembali atas wilayah anah air Indonesia. Dipihak lain sekutu yang semula hanya berkepentingan dengan Jepang justru mendukung keinginan Belanda. Pemerintah Jepang sendiri, tanggal 10 September 1945 telah mengumumkan akan menyerahkan Indonesia pada Sekutu.
Menghadapi kenyataan tersebut para pemuda yang tergabung dalam komite
Van Acctie Menteng 31 berperan sebagai pelopor gerakan pemuda di
Jakarta. Memunculkan gagasan untuk mengerahkan massa dalam suatu rapat
raksasa di Lapangan Ikada dan rakyat siap mendengarkan pidato para
pemimpin bangsa Indonesia. Peristiwa Rapat Raksasa di Lapangan Ikada terjadi pada tanggal 19 September 1945. Suasana di Lapangan Ikada menjadi tegang
setelah pasukan Jepang datang dan mengepung lengkap dengan senjatanya
sehingga sewaktu – waktu dapat terjadi bentrokan dan pertumpahan darah.
Rapat Raksasa di Lapangan Ikada (hallosejarah.blogspot.com)
Dalam rapat Presiden Soekarno mengemukakan pidatonya dengan inti :
a. Meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah Republik Indonesia.
b. Menuntut rakyat untuk mematuhi kebijakan – kebijakan pemerintah dengan disiplin.
c. Memerintahkan rakyat untuk bubar meninggalkan lapangan dengan tenang.
a. Meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah Republik Indonesia.
b. Menuntut rakyat untuk mematuhi kebijakan – kebijakan pemerintah dengan disiplin.
c. Memerintahkan rakyat untuk bubar meninggalkan lapangan dengan tenang.
Perintah yang dikeluarkan Presiden Soekarno dipatuhi sehingga rapat raksasa di Lapangan Ikada berakhir dengan aman dan tertib. Makna yang sangat besar pada Rapat raksasa di Lapangan Ikada :
a. Rapat berahasil mempertemukan pemerintah RI dengan rakyat.
b. Rapat merupakan perwujudtan kewibawaan pemerintah RI di hadapan rakyat.
c. Rapat berhasil menggugah kepercayaan rakyat akan kekuatan bangsa Indonesia sendiri.
a. Rapat berahasil mempertemukan pemerintah RI dengan rakyat.
b. Rapat merupakan perwujudtan kewibawaan pemerintah RI di hadapan rakyat.
c. Rapat berhasil menggugah kepercayaan rakyat akan kekuatan bangsa Indonesia sendiri.
2. Pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Pada masa penjajahan Hindia-Belanda, Kesultanan Yogyakarta merupakan salah satu pecahan dari Kerajaan Mataram akibat perjanjian Giyanti tahun 1755 dan Perjanjian Salatiga tahun 1757. Sekitar tahun 1945 Kesultanan Yogyakarta berada di bawah pimpinan Sultan Hamengkubowono IX. Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mulai tersebar di penjuru tanah air, Sultan Hamengkubowono IX spontan menyatakan bahwa Yogyakarta tergabung dengan Republik Indonesia. Tanggal 5 September 1945 Sultan Hamengkubowono IX mengeluarkan pernyataan sebagai bentuk dukungan terhadap Republik Indonesia, sebagai berikut :
a. Negeri Yogyakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah istimewa bagian dari negara Republik Indonesia.
b. Hubungan antara Yogyakarta dengan pemeritah pusat negara Indonesia bersifat langsung dan akan bertanggung jawab langsung kepada presiden Republik Indonesia.
c. Sultan Hamengkubowono IX memerintahkan segenap penduduk Yogyakarta untuk mengindahkan amanat tersebut.
Pada masa penjajahan Hindia-Belanda, Kesultanan Yogyakarta merupakan salah satu pecahan dari Kerajaan Mataram akibat perjanjian Giyanti tahun 1755 dan Perjanjian Salatiga tahun 1757. Sekitar tahun 1945 Kesultanan Yogyakarta berada di bawah pimpinan Sultan Hamengkubowono IX. Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mulai tersebar di penjuru tanah air, Sultan Hamengkubowono IX spontan menyatakan bahwa Yogyakarta tergabung dengan Republik Indonesia. Tanggal 5 September 1945 Sultan Hamengkubowono IX mengeluarkan pernyataan sebagai bentuk dukungan terhadap Republik Indonesia, sebagai berikut :
a. Negeri Yogyakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah istimewa bagian dari negara Republik Indonesia.
b. Hubungan antara Yogyakarta dengan pemeritah pusat negara Indonesia bersifat langsung dan akan bertanggung jawab langsung kepada presiden Republik Indonesia.
c. Sultan Hamengkubowono IX memerintahkan segenap penduduk Yogyakarta untuk mengindahkan amanat tersebut.
3. Tindakan Heroik di Berbagai Daerah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 mendapat dukungan dari rakyat Indonesia yang melahirkan keberanian untuk menegakkan kedaulatan Indonesia di wilayah masing – masing. Cara yang dilakukan, dengan melakukan tindakan – tindakan kepahlawanan ( heroik ) di berbagai tempat di Indonesia. Rakyat Indonesia segera merebut tempat – tempat strategis yang masih dikuasai oleh Jepang, berusaha melucuti senjata Jepang dengan tujuan :
a. Mendapatkan senjata sebagai modal perjuangan selanjutnya.
b. Mencegah agar senjata Jepang tidak jatuh ke tangan Sekutu/Belanda.
c. Mencegah agar senjata Jepang tidak digunakan untuk membunuh rakyat.
Beberapa tindakan Heroik di Indonesia :
a. Tindakan heroik di Yogyakarta
Tanggal 26 September 1945, sejak pukul 10 pagi semua pegawai instansi pemerintah dan perusahaan yang dikuasai Jepang melaksanakan aksi mogok. Memaksa agar orang – orang Jepang menyerahkan aset dan kantornya kepada orang Indonesia. Tanggal 27 September 1945 Komite Nasional Indonesia Daerah Yogyakarta mengumumkan bahwa kekuasaan di daerah tersebut telah di tangan Pemerintah Republik Indonesia, hari itu diterbitkan surat kabar Kedaulatan Rakyat.
b. Insiden Bendera di Hotel Yamato
Tanggal 19 September 1945, orang orang Belanda mengibarkan bendera mereka di puncak Hotel Yamato sehingga memancing kemarahan para pemuda. Hotel tersebut diserbu para pemuda, setelah permintaan Residen Sudirman untuk menurunkan bendera ditolak.
Insiden Bendera di Hotel Yamato
Bentrokan tak dapat dihindarkan.
Beberapa orang pemuda berhasil memanjat atap hotel serta menurunkan
bendera Belanda, merobek warna biru dan mengibarkan kembali bendera
Merah Putih ke tempatnya semula.
c. Pertempuran 5 Hari di Semarang
Terjadi tanggal 15-20 Oktober 1945. Pertempuran berawal dari adanya bentrokan antara polisi Indonesia dengan tentara Jepang dan adanya desas desus bahwa Jepang meracuni cadangan air minum di daerah Candi ( daerah Semarang bagian selatan ). Dr. Karyadi yang sedang memeriksa cadangan air minum tersebut ditembak oleh pasukan Jepang sehingga menimbulkan kemarahan rakyat. Terjadilah pertempuran selama 5 hari yang banyak menimbulkan korban. Untuk mengenang peristiwa tersebut dan mengenang keberanian para pemuda maka didirikan Monumen Tugu Muda.
d. Tindakan Heroik di Makasar
Tanggal 19 Agustus 1945, rombongan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi, mendarat di Sapinia, Bulukumba. Setelah sampai di Ujung Pandang, Gubernur segera membentuk pemerintahan daerah. Mr. Andi Zainal Abidin diangkat sebagai Sekretaris Daerah. Para pemuda mengorganisasi diri dan merencanakan merebut gedung – gedung vital seperti studio radio dan tangsi polisi. Kelompok pemuda terdiri dari kelompok Barisan Berani Mati (Bo-ei Taishin), bekas Kaigun Heiho dan pelajar SMP. Tanggal 28 Oktober 1945 mereka bergerak menuju sasaran. Akibat peristiwa tersebut pasukan Australia yang telah ada bergerak dan melucuti mereka. Sejak peristiwa tersebut gerakan pemuda dipindahkan dari Ujung Padang ke Polombangkeng.
e. Tindakan Heroik di Bali
Para pemuda Bali membentuk berbagai organisasi pemuda, seperti AMI, Pemuda Republik Indonesia ( PRI ), pada akhir Agustus 1945. Mereka berusaha untuk menegakkan Republik Indonesia melalui perundingan tetapi mendapat hambatan dan pasukan Jepang. Tanggal 13 Desember 1945 dilakukan gerakan serentak untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang meskipun gagal.
f. Tindakan Heroik di Banda Aceh
Sejak tanggal 6 Oktober 1945 para pemuda membentuk Angkatan Muda Indonesia ( API ) segera bergerak mengambil alih dan merebut kantor – kantor pemerintahan yang masih dikuasai oleh Jepang. Di tempat yang sudah berhasil direbut, dikibarkan bendera Merah Putih. Dibeberapa tempat mereka juga berhasil melucuti senjata Jepang.
g. Tindakan Heroik di Bandung
Diawali dengan usaha para pemuda untuk merebut pangkalan Udara Andir dan
pabrik senjata bekas ACW (Artillerie Constructie Winkel, sekarang
Pindad). Berlangsung sampai pasukan Sekutu datang tanggal 17 Oktober
1945.
h. Tindakan Heroik di Sumatra Selatan
Tanggal 8 Oktober 1945 Residen Sumatra Selatan Dr. A.K. Gani bersama seluruh pegawai Gunseibu dalam suatu upacara menaikan bendera Merah Putih. Diumumkan Juga bahwa seluruh Karisidenan Palembang hanya ada satu kekuasaan yakni kekuasaan Republik Indonesia. Perbutan kekuasaan di Palembang berlangsung tanpa insiden sebab orang-orang Jepang telah menghindar saat terjadi demonstrasi.
i. Tindakan Heroik di Sulawesi
Tanggal 14 Februari 1946, para pemuda Indonesia anggota KNIL tergabung dalam Pasuka Pemuda Indonesia (PPI) mengadakan gerakan Tangsi Putih dan Tangsi Hitam di Teling, Manado. Mereka membebaskan tawanan yang mendukung Republik Indonesia antara lain Taulu, Wuisan, Sumanti, G.A Maengkom, Kusno Dhanupojo, G.E. Duhan, juga menahan Komandan Garnisun Menado dan semua pasukan Belanda di Teling dan Penjara Manado. Diawali peristiwa tersebut para pemuda menguasai markas Belanda di Tomohon dan Tordano. Berita dan perebutan kekuasaan tersebut dikirim ke Pemerintah Pusat yang saat itu di Yogyakarta dan mengeluarkan maklumat no 1 yang ditandatangi oleh Ch.Ch.Taulu. Pemerintah sipil dibentuk tanggal 16 Februari 1946 sebagai rasiden dipilih B.W. Lapian.
Di Sulawesi Selatan pada tanggal 19 Agustus 1945, rombongan Dr. Sam
Ratulangi, Gubernur Sulawesi, mendarat di Sapiria, Bulukumba.Sam Ratulangi merupakan salah seorang yang membawa berita proklamasi ke Sulawesi. Setibanya
di Ujung Pandang (Makassar), gubernur mulai menyusun pemerintahan dengan
mengangkat Mr. Andi Zainal Abidin sebagai sekretaris daerah. Akan
tetapi, para pemuda menganggap tindakan gubernur terlalu berhati-hati.
Oleh karena itu, pada pemuda mulai merencanakan untuk merebut
gedung-gedung vital, seperti stasiun radio dan tangsi polisi. Kelompok
pemuda tersebut terdiri atas kelompok Barisan Berani Mati (Bo-ei Tai-shin),
bekas Kaigun Heiho dan pelajar SMP. Pada tanggal 28 Oktober 1945 mereka
bergerak menuju sasaran dan mendudukinya. Mengetahui tindakan pemuda
itu, pasukan Australia yang sudah ada sebelumnya bergerak dan melucuti
para pemuda. Karena terdesak, maka pusat gerakan pemuda dipindahkan dari
Ujung Pandang ke Polombangkeng.
j. Tindakan Heroik di Pulau Sumbawa
Bulan Desember 1945, para pemuda berusaha merebut senjata dari pasukan Jepang sehingga terjadi bentrokan dengan tentara Jepang di daerah Gempe dan Sape.
k. Tindakan Heroik di Kalimantan
Di beberapa kota Kalimantan mulai timbul gerakan yang mendukung proklamasi. Akibatnya tentara Australia yang sudah mendarat atas nama Sekutu mengeluarkan ultimatum melarang semua aktifitas politik seperti demonstrasi dan mengibarkan bendera Merah Putih, memakai lencana Merah Putih dan mengadakan rapat. Namun kaum nasionalis tetap melaksanakannya. Tanggal 14 November 1945, sejumlah tidak kurang 8000 orang berkumpul di depan komplek NICA sambil membawa bendera Merah Putih.
l. Tindakan Heroik di Gorontalo
Tanggal 13 September 1945 di kota Gorontalo terjadi perebutan senjata terhadap markas – markas Jepang. Kedaulatan Republik Indonesia berhasil ditegakkan dan para pemimpin republik menolak ajakan untuk berunding dengan pasukan pendudukan Australia.
Referensi:
Lintang, Wisvimiar. 2013. Reaksi Berbagai Daerah di Indonesia terhadap Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dalam wisvimiarlin.wordpress.com
Asmara, Roni Tri.2012. Reaksi Rakyat Terhadap Proklamasi Kemerdekaan dalam ronnytriasmara.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar