Selasa, 24 Desember 2024

“Gunung PSII” dan “Jembatan PSII”: Bukti Kiprah PSII di Lampung

Sarekat Islam (SI) adalah organisasi pergerakan nasional yang memiliki banyak cabang di daerah. Sarekat Islam yang kemudian menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) ini juga memiliki banyak cabang di Lampung. Bagaimanakah kiprah PSII di Lampung.

Oleh: Adi Setiawan

 

                      Gunung Seminung/Gunung PSII

(Sumber: De Locomotief 18 April 1936)

 

Laju pendidikan di Indonesia menjadi titik penting dalam bergulirnya pemikiran untuk menggerakkan kemerdekaan. Pendidikan menjadi suatu media dalam menumbuhkan aspirasi dan motivasi merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Para pelajar yang telah mengenyam pendidikan sedikit banyak mengetahui bahwa lewat perkumpulan atau organisasi, merupakan wadah penting dalam mencapai kedaulatan.

Memasuki awal abad 20, organisasi-organisasi pergerakan dengan berbagai sifatnya terus tumbuh dan berkembang. Tercatat, organisasi yang saat itu bermunculan diantaranya adalah Budi Utomo, Indische Partij, Sarekat Islam, Partai Komunis Indonesia, Partai Nasional Indonesia dan sebagainya. Organisasi-organisasi pergerakan tersebut berkeinginan memajukan bangsa Indonesia hingga bermuara pada kemerdekaan lahir dan batin dari penjajahan Eropa.

Sarekat Islam adalah organisasi pergerakan yang berawal dari organisasi Sarekat Dagang Islam yang berdiri di Solo atas prakarsa dari Haji Samanhudi. Tujuan awal berdirinya Sarekat Dagang Islam adalah memajukan sektor ekonomi. Terutama dalam memajukan pedagang batik di Solo, yang saat itu bersaing ketat dengan para pengusaha batik Tionghoa. Harapannya dengan berkumpul, maka akan dapat memberikan dampak yang positif bagi pengusaha atau pedagang batik.

Pada perkembangannya, Sarekat Dagang Islam kemudian berubah menjadi Sarekat Islam (SI). Organisasi ini lantas mengambil cara yang lebih progresif guna mensejahterakan masyarakat. Tokoh yang memiliki peran besar dalam proses pengembangan organisasi SI ini adalah Tjokroaminoto. Ia selalu berusaha hadir dalam setiap rapat terbuka di Jawa maupun di luar Jawa. Selain itu, ia juga berperan secara aktif dalam Kongres SI yang diselenggarakan beberapa kali di beberapa kota. Sebagai pengurus Central Sarekat Islam (CSI), ia berusaha untuk melakukan audiensi dengan wali negeri sebagai pemimpin tertinggi di negeri ini. Ia juga mencari berbagai upaya agar organisasi ini memiliki status hukum yang jelas (Djoko Marihandono dkk, 2015:2-3).

Sarekat Islam merupakan organisasi pergerakan yang memiliki berbagai cabang di Indonesia. Dalam kongres SI di Surabaya pada tanggal 26 Januari 1913 dihadiri oleh berbagai simpatisan SI dari berbagai daerah. Adapun anggota simpatisan SI tidak kurang dari 80.000 orang. Dari berbagai daerah yang memiliki cabang Sarekat Islam adalah daerah Lampung. Sarekat Islam dibawa ke Lampung pada tahun 1920 oleh R. Gunawan. Mulai menyebar dari Menggala kemudian menyebar ke seluruh pelosok Lampung (Bukri dkk, 1997:119).

Ketika organisasi Sarekat Islam berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), kegiatan organisasi ini semakin berkembang di Lampung. Berdirilah cabang-cabang PSII di Way Kunang, Kotabumi, Menggala, Teluk Betung dan bahkan hampir seluruh Lampung terdapat cabang-cabang PSII. Tokoh-tokoh PSII yang dipelopori oleh Wa Rahman Kadir dan Burnawi bergerak di daerah Lampung Utara.

Pada tanggal 09 September 1932 Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië memberitakan kunjungan Tjokroaminoto di Menggala. Ia didampingi sekretarisnya, Sastro Moeljono. Di Menggala, Tjokroaminoto melakukan pertemuan baik secara pribadi maupun publik dari tanggal 5 hingga 8 September 1932. Pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh Tjokroaminoto di Menggala untuk membahas kepentingan organisasi dan membela nasib rakyat. Terutama untuk memprotes pajak yang terlalu tinggi dan tugas militer yang berlebihan.


          Berita Kunjungan Tjokroaminoto di Menggala

(Sumber: Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indie, 09 September 1932) 

Perlu kita ketahui bahwa Menggala merupakan daerah di Lampung yang memiliki kemajuan dalam organisasi pergerakan saat itu. Penentangan terhadap kebijakan pemerintah kolonial sering disuarakan di kota ini. Sebagai contoh adalah aksi yang dilakukan oleh Alfian Ratoe Maulana. Ia adalah salah seorang pengurus PSII di Menggala. Apa yang dialami oleh Alfian Ratoe Maulana ini mendapat perhatian dari Tjokroaminoto.

Keberadaan PSII di Lampung, berupaya memberikan dampak positif bagi masyarakat. Berdasarkan Overzicht van de Inlandsche, 12 Juni 1937 menuliskan bahwa:

Mengingat kembali isu di Ranau beberapa tahun lalu dalam konteks ini. Seseorang telah berhasil mendapatkan sewa tanah jangka panjang di Gunung Seminung dengan persetujuan para kepala masyarakat. Masyarakat yang bodoh pada awalnya tidak menyadari pentingnya masalah ini. Hanya ketika penyewa memulai pekerjaannya barulah menjadi jelas bahwa sebidang tanah subur yang luas telah disita dari wilayahnya. Mereka meminta bantuan PSII dan protes dibuat dan ketika masyarakat menerima lebih banyak informasi, rasa akan hak mereka semakin meningkat dan disadari bahwa jika situasi tidak berubah, mereka akan menghadapi kesulitan serius di masa depan. Pemerintah turun tangan dalam masalah ini dan tanah di Gunung Seminung dikembalikan kepada penduduk, yang kemudian memberi nama gunung tersebut “Gunung PSII”.

Hal itu memberikan gambaran bahwa kegiatan organisasi PSII di Lampung langsung bersentuhan dengan permasalah yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam hal media massa, kader-kader PSII cabang Lampung mendirikan media massa Fajar Sumatra dan Lampung Review yang giat dalam persurat kabaran. Adapula kader-kader PSII di Lampung yang berupaya memberikan pencerahan dengan mendirikan sekolah-sekolah seperti yang dilakukan oleh Ismail Kesuma, Kamaruddin, Zainal Abidin dan Sumitro. Beberapa daerah yang menjadi lokasi sekolah tersebut adalah Enggal, Gedong Pakuan, Kalianda, Talangpadang, Mulang Maya, Banjarmasin, dan Kotabumi.

Pergerakan yang dilakukan oleh PSII di Lampung memiliki tujuan utama yakni menumbuhkan nasionalisme. Untuk itu tokoh-tokoh PSII di Lampung aktif dalam mendirikan cabang-cabang PSII di daerah. Seperti yang dilakukan oleh Junaid Surapati bekerja sama dengan Anwar dan Harsono Tjokroaminoto mendirikan PSII di Sukadana. Tokoh-tokoh lain yang berkecimpung dalam tubuh PSII Lampung adalah Hasan, Hamzah, Nurdin, Mas Ace Padmawijaya dan Ki Agus M. Zen.

Jika kita simpulkan terlihat bahwa kegiatan organisasi Sarekat Islam kemudian berganti menjadi PSII di Lampung berupaya berkontribusi dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan pendampingan bagi masyarakat, jurnalistik, dan lembaga edukasi. Kiprah PSII di Lampung yang begitu terasa membuat pemerintah kolonial merasa khawatir. Beberapa kader PSII di Lampung bahkan ditangkap oleh pemerintah kolonial dengan berbagai macam dakwaan. Mereka kemudian mendapatkan hukuman bekerja dalam proyek pembangunan jembatan. Jembatan yang dibangun itu lantas dikenal dengan nama “Jembatan PSII” yang menghubungkan daerah Kotanegara dan Negeri Batin. 

Referensi:

Bukri, dkk. 1997. Sejarah Daerah Lampung. Jakarta: Depdikbud

Djoko Marihandono, dkk. 2015. H.O.S Tjokroamonoto, Penyemai Pergerakan Kebangsaan & Kemerdekaan. Jakarta: Kemdikbud

Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indie, 09 September 1932

Overzicht van de Inlandsche, 12 Juni 1937

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Melawan Lupa: Rapat Umum Ir. Sukarno di Lampung

Ir. Sukarno bertindak sebagai kepala negara sering melakukan perjalanan ke daerah guna meninjau pemerintahan. Kunjungan Presiden Indonesia p...

Populer