Telegraf dan telepon menjadi dua alat komunikasi modern yang turut hadir di Lampung pada era kolonial. Beberapa kota di Lampung memiliki akses terhadap dua teknologi ini.
Oleh: Adi Setiawan
Kantor Pos dan Telepon Tanjung Karang Tahun 1937
(Sumber:
De Indische Courant, 27 November 1937)
Sebagai wujud kemajuan
manusia dewasa ini, salah satunya diukur dari pencapaian dalam penemuan
teknologi. Penggunaan teknologi telah mengubah berbagai sendi kehidupan
manusia. Teknologi adalah perangkat yang diupayakan manusia untuk mempermudah
aktivitas. Berbagai macam teknologi telah berkembang dari yang tradisional
hingga modern.
Penemuan telegraf dan
telepon adalah dua contoh nyata dari kemajuan manusia dalam bidang komunikasi
dan informasi. Kedua teknologi itu telah mempermudah jangkauan komunikasi
lintas ruang. Antonio Meucci dan Alexander Graham Bell adalah dua tokoh yang
berjasa dalam pengembangan teknologi telepon. Sedangkan Samuel Finley Breese
Morse adalah tokoh yang berjasa dalam pengembangan teknologi telegraf.
Masuknya teknologi telegraf
dan telepon di Indonesia dimulai sejak era kolonial. Tercatat bahwa telegraf
lebih awal berkembang di Indonesia ketimbang telepon. Telegraf mulai ada di
Indonesia tahun 1855 dan telepon pada tahun 1882. Di awal perkembangannya,
kedua teknologi ini diperuntukan untuk daerah-daerah di Pulau Jawa, seperti Jakarta
dan Bogor. Serta menyusul di daerah-daerah lain.
Keberadaan telegraf dan
telepon saat itu bukan hanya sebagai media komunikasi antar daerah di
Indonesia, namun keberadaannya juga ditujukan sebagai alat komunikasi dengan
masyarakat di luar negeri. Perkembangan jaringan telegraf di Indonesia pada
masa kolonial banyak yang dibangun mengikuti jalur rel kereta api.
Kemudahan komunikasi
dengan menggunakan telegraf dan telepon lantas dikembangkan dengan mendirikan
perangkat telegraf dan telepon di berbagai daerah di Indonesia. Keberadaan
teknologi telegraf dan telepon juga berkembang di Lampung. Beberapa pemberitaan
menyebutkan informasi tentang penggunaan telegraf dan telepon di beberapa
daerah di Lampung. Lampung tercatat sebagai salah satu daerah pertama di
Sumatra yang memiliki jaringan telegraf. Keberadaan telegraf di Lampung mulai dibangun
pada pemerintahan Residen Pruys van der Hoeven. Dalam Veertig Jaren Indische
Dienst (1894:198) Pruys van der Hoeven menerangkan bahwa:
Na
mijne benoeming tot resident van de Lampongs bij den Gouverneur- Generaal Mijer
ter audientie ontvangen, wenschte Z. E. mij geluk met het beheer over dat
gewest, ' t welk men, zoo zeide hij, het bruggenhoofd zou kunnen noemen van
Java. Eenigen tijd na mijn optreden werd tusschen Anjer en Telok Betong een
electrische brug, een telegraafkabel, Java met Sumatra verbindende, gelegd,
waarvoor het engelsch kabelschip de "Envestigator" dienst deed.
Dari penjelasan di
atas, memberikan pengertian bahwa teknologi telegraf yang dibangun masa Residen
Pruys van der Hoeven mennghubungkan Teluk Betung-Anyer. Pada buku Gambaran Singkat
Sejarah Perkembangan Jasa Pos, Telegraf (1914:14) dijelaskan bahwa
pembangunan jaringan telegraf di Lampung, yang dimulai di Teluk Betung
diperkirakan ada pada tahun 1866. Setelah jaringan telegraf di Teluk Betung ini
kemudian disusul pembangunan jaringan telegraf di Sumatra lainnya seperti
Palembang, Padang dan Singkel yang selesai seluruhnya pada tahun 1873.
Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, pada terbitan 26 Januari 1911 menyebutkan bahwa pada tahun 1911 jalur telegraf dibangun antara kantor Kalianda dan Kotabumi melalui Teluk Betung, Gunung Sugih dan Menggala.
Jalur Telegraf
di Lampung
(Sumber: Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, 26 Januari 1911)
Sementara itu menurut Beschrijving der Telegraafverbindingen in Nederlandsch-Indië tahun 1920 beberapa daerah di Lampung yang memiliki ketersambungan jaringan telegraf antara lain Kalianda-Teluk Betung, Teluk Betung-Tanjung Karang, Tanjung Karang-Gunung Sugih, Gunung Sugih-Menggala, Menggala-Blambangan Umpu, dan Blambangan Umpu-Kotabumi.
Selain penggunaan
telegraf, teknologi telepon menjadi pilihan lain dalam media komunikasi di
Lampung. Beberapa daerah di Lampung yang memiliki sarana telepon diantaranya
adalah Teluk Betung, Kotabumi, Gunungsugih dan Menggala. Pada hari kerja,
saluran ini digunakan khusus untuk keperluan telepon selama empat setengah jam,
yaitu pukul 09.00-09.30, 12.00-2.30, 14.30-15.00, dan 16.30-17.00 (Het Nieuws
Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, 26 Januari 1911).
Sementara itu, teknologi
telepon di Tanjung Karang berada dalam kepengurusan kantor pos di kota
tersebut. Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, pada terbitan
16 November 1932 menyebutkan bahwa kantor telepon dan pos di Tanjung Karang
berada di pusat kota, menyatu dengan gedung-gedung milik pemerintah lainnya.
Referensi:
Het Nieuws Van Den Dag
Voor Nederlandsch-Indië, 26 Januari 1911
Het Nieuws Van Den Dag
Voor Nederlandsch-Indië, 16 November 1932
B.
Wieringa.1914. Kort Overzicht Van De Ontwikkelingsgeschiedenis Der
Posterijen, Telegrafie En Telefonie in Nederlandsch-Indië. Weltevreden:
Boekhandel Visser & co
Gouvernements
Post, Telegraaf en Telefoondiens. 1920. Beschrijving der
Telegraafverbindingen in Nederlandsch-Indië. Weltevreden: Boekhandel Visser
& co
Pruys
van der Hoeven. 1894. Veertig Jaren Indische Dienst. Gebr.
Belinfante
Tidak ada komentar:
Posting Komentar