Sabtu, 08 Februari 2025

Labuhan Maringgai: Arus Niaga di Pesisir Timur Lampung

Labuhan Maringgai sebagai satu daerah di Lampung Timur yang terkenal dengan hasil baharinya. Di daerah yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa ini juga menjadi salah satu destinasi wisata pantai di Lampung. Lalu seperti apakah sepak terjang Labuhan Maringgai dalam urusan niaga di masa lalu?

Oleh: Adi Setiawan 

Suasana Labuhan Maringgai Tahun 1929

(Sumber: Nationaal Museum, 1927) 

Sejak dahulu, daerah Lampung memainkan peranan dalam perdagangan lada hitam di Nusantara. Keberadaan lada hitam menjadi bagian dalam kehidupan ekonomi masyarakat Lampung. Tanaman lada ditanam di daerah-daerah pedalaman. Saat panen lada tiba, pedagang saat itu lazim menggunakan perahu sebagai sarana angkut antar pulau di Nusantara. Oleh karena itu timbulah berbagai bandar perdagangan lada di Lampung. Terkhusus di daerah timur Lampung, bandar perdagangan terdapat di beberapa tempat seperti di Jabung tepi aliran Way Sekampung, dan Labuhan Maringgai di terletak di pesisir pantai timur Lampung. Selain itu bandar-bandar tersebut, Sukadana juga memainkan peranan dalam perniagaan lada hitam di Lampung.

Sementara itu di dalam Verzameling Van Voorschriften Ten Dienste Van Havenmeesters En Als (1915:152) disebutkan bahwa Labuhan Maringgai sebagai salah satu pelabuhan laut di Lampung, selain daripada pelabuhan Kotaagung, Telukbetung, Kalianda dan Cabang.

Secara khusus di pesisir pantai timur Lampung, Labuhan Maringgai merupakan pelabuhan laut yang memiliki pengaruh dalam ekspor lada hitam ke luar Lampung. Peran serupa juga dilakukan oleh Cabang di muara Way Seputih, dan Menggala di Way Tulangbawang di bagian timur Lampung. Labuhan Maringgai menjadi titik keberangkatan bagi beberapa perahu dagang, yang melakukan perjalanan melalui laut ke Jawa (Broesma, 1916:117).

Dalam Encyclopaedie van Nederlandsch-Indië 1917-1939, menjelaskan bahwa selama musim panen lada Labuhan Maringgai menjadi ramai. Hasil panen lada diangkut ke Batavia dengan perahu-perahu besar dari pelabuhan ini. Sementara itu, lewat pelabuhan ini pula komoditas seperti minyak bumi, beras, pernak-pernik, kain dan barang-barang lainnya dari Jawa dikirim ke Lampung. Komoditas lain yang juga dikirim ke Lampung melalui Labuhan Maringgai adalah kerbau (Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, 21 Desember 1933).

Jumlah Pengiriman Lada Lampung

(Sumber: De Locomotief, 17 Desember 1927)

Adapun contoh jumlah lada yang dikirim melalui Labuhan Maringgai pada tahun 1907, Labuhan Maringgai bersama dengan Cabang dan Jabung mencatatkan pengiriman lada sebesar 1.260.000 kg dengan nilai sebesar 503.000 gulden (Rapport Nopens Den Aanleg Van Staatsspoorwegen in Zuid-Sumatra 1910-1911).

Kemudian pada tahun 1927, pengiriman lada berjumlah 522.322 kg. Jumlah tersebut dikirim ke beberapa daerah di Pulau Jawa. Labuhan Maringgai bersama dengan Kalianda, Menggala, Telukbetung dan Kotaagung tercatat sebagai daerah pengiriman lada ke luar Lampung, baik itu ke Pulau Jawa maupun Singapura (De Locomotief, 17 Desember 1927).

Sebagai daerah pesisir, Labuhan Maringgai juga merupakan sumber hasil bahari terutama ikan laut. Masyarakat di Labuhan Maringgai biasanya menangkap ikan di dekat pantai dengan jaring kecil saat cuaca baik. Perikanan ini menghasilkan hasil bulanan sebesar 30 hingga 40 gulden kotor. Penangkapan ikan yang lebih besar di Labuhan Maringgai dilakukan oleh orang-orang dari Jawa, sebagian besar dari Indramayu. Hasil tangkapan ikan juga dijual ke daerah pedalaman seperti Sukadana (Broesma, 1916:217).

Lebih jauh, Broesma menggambarkan kondisi masyarakat di Labuhan Maringgai sebagai bandar perdagangan memiliki keragaman dalam hal suku.  Menurut Broesma (1916:287) jumlah penduduk di Labuhan Maringgai adalah 639 jiwa. Penduduknya sangat beragam, terdiri atas 60 kepala keluarga orang Lampung, 1 orang Palembang, 42 orang Jawa, dan 41 orang Bugis. Laporan Broesma ini sepertinya menggambarkan jumlah penduduk salah satu kampung di Labuhan Maringgai.

Sementara menurut Uitkomsten Der In De Maand 1920 atau hasil sensus tahun 1920 Onderdistrik Labuhan Maringgai yang merupakan satu daerah di bawah pemerintahan Onderafdeling Sekampung, memiliki jumlah 10.330 jiwa ditambahkan warga Tionghoa sebanyak 62 jiwa.

Referensi:

Broersma, R. 1916. De Lampongsche Districten. Ruswijk: Javasche Boekhandel & Drukke

De Locomotief, 17 Desember 1927

Encyclopaedie van Nederlandsch-Indië 1917-1939

Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, 21 Desember 1923

Rapport Nopens Den Aanleg Van Staatsspoorwegen in Zuid-Sumatra 1910-1911

Uitkomsten Der In De Maand 1920

Verzameling Van Voorschriften Ten Dienste Van Havenmeesters En Als 1915

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Melawan Lupa: Rapat Umum Ir. Sukarno di Lampung

Ir. Sukarno bertindak sebagai kepala negara sering melakukan perjalanan ke daerah guna meninjau pemerintahan. Kunjungan Presiden Indonesia p...

Populer